SuaraKita.org – Georgia Carter mengatakan kegembiraannya saat sedang ditawari pekerjaan di sebuah KFC di Virginia pekan lalu dengan cepat berubah menjadi cemas ketika seorang manajer mencabut tawaran dalam waktu satu jam – karena dia adalah seorang transgender.
Georgia Carter telah menelepon pacarnya untuk merayakan tawaran pekerjaan, dia mengatakan. “Saya diterima kembali oleh masyarakat,” ujarnya. “Saya sangat senang.”
Namun kemudian ketika manajer menelepon kembali dan mengabarkan bahwa sang manajer dan supervisor-nya memiliki masalah dengan identitas Georgia Carter dan mencabut kembali tawaran pekerjaan itu karena tidak bisa menentukan kamar mandi mana yang akan digunakan oleh Georgia Carter.
Tapi keesokan harinya, juru bicara nasional KFC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan malah memutuskan untuk memecat manajer tersebut dan menawarkan Georgia Carter, pekerjaan dengan status “efektif dengan segera.”
“Manajer telah diberhentikan karena melanggar kebijakan perusahaan tentang anti-diskriminasi, yang termasuk identitas gender dan orientasi seksual,” kata juru bicara KFC
“Pimpinan franchisee juga telah berbicara dengan Georgia Carter dan menawarkan pekerjaan tersebut di cabang restoran manapun di Richmond Virginia dengan efektif dengan segera.”
Ini adalah contoh intervensi yang sangat cepat dari sebuah perusahaan nasional yang menerapkan kebijakan LGBT sendiri, bahkan di lokasi di mana hukum negara tidak menawarkan karyawan perlindungan yang sama. Negara bagian Virginia tidak memiliki perlindungan diskriminasi bagi karyawan LGBT sektor swasta. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan top di AS telah mengadopsi kebijakan non-diskriminasi. (Radi Arya Wangsareja)