Search
Close this search box.

[Kisah] Jane Katleya: “Punya Profesi Harus Digeluti Benar-benar”

Oleh: Teguh Iman A.

Suarakita.org – Perlu waktu 2 jam untuk ke rumah Jane Katleya dari stasiun kota Bogor. Jane Katleya adalah waria asal Bogor. Dia merintis usaha tata rias pengantin sejak 15 tahun yang lalu. Dari mulai tidak punya apa-apa hingga kini beromset minimal 28 juta rupiah sebulan.

“Modal awal enggak tahu…. Modal dengkul soalnya”, ujar Jane Katleya sembari tertawa ketika ditanya berapa modal awal usahanya.  Jane pun bercerita, awal karinya dimulai ketika dia bekerja di salon. Kemudian ada keinginan untuk berkembang  dan memiliki usaha sendiri. Dia pun meminta tolong kepada sang ibu dengan meminjam uang. Sang Ibu kemudian menjual gelang emasnya untuk membantu modal usaha Jane.

Kesulitan  di awal usaha, Jane tidak memiliki banyak peralatan yang dibutuhkan semisal panggung, tenda, bangku dan lainnya. Akibatnya dia mesti menyewa dari orang lain. Seringkali, penyewaan alat-alat tersebut, tidak tepat waktu. Jane pun mendapat komplain dari pelanggannya.  Untuk menenangkan pelanggannya, Jane pun hanya bisa meminta maaf.

Lambat laun, usaha Jane pun berkembang.  Selain usahanya beromset 28 juta per bulan, dia pun bisa memperkerjakan  sembilan orang karyawan. Tujuh  orang karyawan bertugas untuk mempersiapkan tenda, panggung dan alat berat lainnya. Dua  orang bertugas menjadi asisten Jane dalam merias pengantin. “Kalau kewalahan, biasanya ajak temen rias lain untuk bantu”, tambah Jane.

Jane mengaku keahlian merias didapat secara otodidak. Dia tidak pernah mengikuti kursus formal pelatihan merias. “Biasalah kalau waria, biasanya kan ikut-ikutan temen di salon, terus bisa sendiri”, ungkap waria berhijab ini.

Bagi Jane, merias adalah hobi, “Kadang kalo enggak ada job suka kangen begitu, kapan ya ngerias lagi”, katanya. Dia bercerita, awal-awal latihan merias, dia merias dirinya sendiri, objek eksperimennya adalah diri sendiri. Dia pun mengakui bahwa dirinya hobi berdandan, dan senang bila membuat orang terlihat cantik.

Ditengah kesukaannya berprofesi sebagai perias pengantin, terselip pula kisah yang tidak mengenakkan. Jane bercerita seringkali pelanggan tidak membayar penuh jasanya sesuai kesepakatan. Bagi Jane, cukup tiga kali menagih  kepada pelanggan itu. Jika tiga kali ditagih dan tidak mau membayar juga,  “Biar aja, buat tabungan di akhirat”, kata Jane.

Ada dua hal nasihat wirausaha dari Jane. Pertama  harus percaya diri, jangan minder. Kedua harus kerja keras, berdedikasi, “Punya profesi harus digeluti bener-bener”, ungkapnya.