Search
Close this search box.
(Sumber : www.unigo.com)
(Sumber : www.unigo.com)

Oleh : Ferena Debineva

Suarakita.org- Selama ini, terdapat stereotip dalam hal kemampuan spasial antara laki-laki dan perempuan. Penelitian yang berupaya untuk melihat perbedaan fungsi otak laki-laki dan perempuan tersebut telah banyak dilakukan.

Buku nonfiksi popular Why Men Don’t Listen and Why Women Can’t Read Road Maps (Pease & Pease, 1999), yang telah dicetak ulang sebanyak 17 kali hingga Mei 2012, menggambarkan pasangan Ray dan Ruth yang bertengkar mengenai lokasi pertemuan, di mana Ruth tidak bisa membaca lokasi tujuan mereka tanpa memutar-mutar peta, sementara Ray berada di belakang kemudi.

Dalam buku tersebut, Allan dan Barbara Pease mengedepankan perbedaan fungsi otak, di mana laki-laki lebih dominan dalam mempersepsi ruang, sementara perempuan tidak memiliki kemampuan mempersepsi ruang sebaik laki-laki.

Stereotip itu telah diterima secara luas. Implikasinya, misalnya, terdapat pembatasan akses perempuan pada pekerjaan yang membutuhkan navigasi seperti supir, pilot, navigator, dan nahkoda, yang selalu didominasi bahkan dipersyaratkan dengan jenis kelamin tertentu, yaitu laki-laki.

Selain itu, terdapat stereotip lainnya bahwa perempuan tidak memiliki kemampuan STEM (science, technology, engineering, & math) yang baik, sehingga hanya sedikit perempuan yang dianggap mampu bertahan di fakultas yang didominasi oleh laki-laki seperti Teknik dan MIPA. Stereotip ini menimbulkan kecemasan bagi individu dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan STEM, dan membuatnya cenderung menghindari tugas dan karier yang berhubungan dengan matematika.

Namun, apakah kenyataannya persis sama dengan stereotip tersebut?

Dalam studi yang dilakukan Maloney, Waechter, Risko, dan Fugelsang (2012) terlihat bahwa kecemasan matematika berkorelasi secara negatif dengan kemampuan spasial (keruangan) individu. Artinya, semakin cemas individu, maka semakin menurun kemampuannya untuk memproses informasi spasial.

Artikel lengkap bisa diunduh di bawah ini

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2016/02/Fey_Jan_2016.pdf”]

Jurnal aslinya bisa diunduh di bawah ini.

Artikel 1

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2016/02/Ferena_Jurnal-A.pdf”]

Artikel 2

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2016/02/Ferena_Jurnal-B.pdf”]