Search
Close this search box.

is (4)

Suarakita.org – Pada hari Jumat tanggal 20 Nopember 2015 ini, kelompok LGBT dan rekanannya akan berkumpul untuk menghormati Transgender Day of Remembrance (TDOR).  TDOR adalah acara tahunan yang memberikan masyarakat kesempatan untuk berkumpul bersama dan mengenang transgender people, gender-expansive individuals dan transgender yang mati dibunuh oleh sebab kebencian.

Setidaknya, terdapat 21 transgender yang dibunuh di Amerika tahun ini, dimana pada umumnya mereka adalah transgender perempuan. Ironinya, hal ini tidak hanya terjadi di Amerika saja. Banyak pula kelompok transgender di belahan dunia lain yang menghadapi ancaman kejahatan verbal maupun fisik.

Salah satu media massa mengabarkan jika beberapa transgender dibunuh di Argentina beberapa bulan yang lalu, termasuk aktivis transgender Diana Sacayán. Disamping itu, pembunuhan yang dilakukan secara brutal terhadap kelompok transgender di El Salvador dan Jepang akhir-akhir ini juga cukup menyita perhatian dunia.

Projek Trans Murder Monitoring (TMM) yang bermarkas di Eropa melaporkan bahwa setidaknya 1.700 kelompok transgender dan gender-expansive terbunuh selama tujuh tahun terakhir – dimana Brazil dan Meksiko memegang angka tertinggi atas peristiwa pembunuhan dua kelompok di atas.

Melihat tragedi ini, Human Right Campaign berinisiatif merangkul advokat-advokat yang bergerak pada isu transgender dan gender-expansive untuk mengakhiri diskriminasi dan kejahatan terhadap kelompok ini.

Beberapa waktu lalu, Human Right Campaign bekerjasama dengan Gender Proud dan Asosiasi Transgender Filipina (ATP) mengadakan kampanye yang melibatkan aktivis dan model transgender, Geena Rocero. Kampanye ini merupakan salah satu langkah yang ditempuh oleh HRC dalam rangka pemberdayaan kelompok transgender lokal untuk mengadvokasi hukum dan kebijakan yang diskriminatif terhadap mereka. (Wida Puspitosari)

 

Sumber berita: hrc.org