Suarakita.org- Terminologi lesbian, gay ataupun biseksual mungkin sudah banyak yang tahu. Bahkan aseksual maupun panseksual, mungkin sudah banyak yang tahu. Namun bagaimana dengan grayseksual?
Christopher Stoudt, seorang sutradara membuat film dokumenter singkat berjudul I’m Graysexual. Film ini mengangkat kisah Jared, seorang laki-laki muda yang mengidentifikasi diri sebagai seorang grayseksual.
Seperti dilansir dalam laman Huffington Post, Jared mengungkapkan makna grayseksual. Bagi Jared, grayseksual adalah tempat ajaib yang ada di antara aseksual dengan seksual, “Magical place between asexual and someone who is sexual.”
The Frisky Put It, sebuah laman gaya hidup, menguatkan pendapat Jared. The Frisky Put It menjelaskan lebih lanjut bahwa aseksualitas itu kerap kali digambarkan sebagai sebuah spekrum. Dan grayseksual itu terletak di antara spektrum aseksual dengan seksual dan grayseksual itu lebih cair, “Asexuality is often thought of as a spectrum, and gray-sexuality is the in-between — something more fluid between sexuality and asexuality.”
Christopher Stoutd mengungkapkan pandangannya mengenai grayseksual. Menurutnya, orang-orang grayseksual bukanlah orang-orang dengan nafsu seks sedikit yang jarang berhubungan seks. Grayseksual sangat senang bila tidak berhubungan seks lagi sepanjang hidupnya. “Di video ini, kamu akan melihat dunia melalui mata orang lain dan melihat dunia dengan pandangan yang baru, yang belum pernah diketahui keberadaannya.” ungkap Christopher Stoudt kepada Huffington Post Via e-mail.
Orang-orang grayseksual , menurut Christopher Stoudt, senang berpelukan, bersentuhan dan bahkan masturbasi sendirian, tetapi mereka tidak ingin melakukan hubungan seks, “They like to miss, they like to snuggle, they like human contact, and might even enjoy masturbating alone… but they don’t want to have sex. It’s not on their agenda.”
Meskipun Jared menyamakan grayseksual dengan magical place (tempat ajaib), bukan berarti dia tidak mengalami konflik batin. Di film itu, dia mengidentifikasikan dirinya sebagai gay. Dia pun mengakui bahwa dia pernah bersama dengan banyak lelaki. Tetapi dia tidak mau berhubungan seks dengan mereka. Jared hanya ingin pelukan, ciuman dan pegangan tangan. Sempat dia berpikir bahwa ada yang salah dengan dirinya dan harus diobati. Namun selama berjalannya waktu dia menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan dirinya, dia baik-baik saja, malah dia menyesal telah berpikir demikian, “I hate that I thought of myself as broken. I don’t want to fix myself. I think I’m fine.” (Teguh Iman)
Sumber :