Suarakita.org- Kuba telah sukses turunkan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di Kuba, menurut data resmi yang tersedia, anak-anak yang tertular HIV dari ibu mereka hanya berjumlah 50 kasus dari 100.000 kelahiran.
Angka itu, menurut ketua lembaga WHO, Dr Margaret Chan, adalah salah satu prestasi terbesar bagi kesehatan masyarakat mengingat pengobatan antiretroviral untuk mencegah penularan dari ibu ke anak tidak 100% efektif.
WHO berharap negara-negara lain akan bisa mencapai hal yang sama.
Kunci kesuksesan Kuba, sebagaimana dipaparkan WHO, ialah aksi staf medis yang gencar memastikan ibu hamil dan pasangan mereka mendapat akses pengujian HIV dan sifilis, pengobatan untuk ibu hamil dan janin mereka yang terbukti positif memiliki HIV, tindakan bedah Caesar, dan pemberian alternatif air susu ibu.
Dr Carissa Etienne, dari organisasi Pan American Health Organization, yang bekerja dengan WHO, mengatakan: “Prestasi Kuba hari ini memberi inspirasi bagi negara-negara lain untuk meningkatkan upaya menghapus penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak.”
Ibu mengandung
Setiap tahun, di seluruh dunia, sekitar 1,4 juta perempuan dengan HIV mengandung bayi.
Bila tidak diobati, kesempatan virus itu turun ke kandungan mereka adalah 15%-45% pada saat hamil, persalinan, atau menyusui.
Risiko itu turun menjadi 1% bila obat-obatan antiretroviral diberikan kepada para ibu dan anak-anak mereka.
Dan setiap tahunnya, hampir sejuta perempuan hamil di seluruh dunia terjangkit sifilis.
Untuk itu juga, pemeriksaan dan pengobatan dini bisa mencegah komplikasi kepada janin.
Di seluruh dunia, tujuh dari 10 perempuan hamil dengan HIV yang tinggal di negara-negara berpendapatan rendah atau medium menerima obat-obatan efektif untuk mencegah penurunan virus itu kepada anak-anak mereka.
Dari 22 negara yang menyumbang 90% kasus infeksi HIV baru, delapan dari mereka sudah mengurangi penularan HIV kepada anak-anak mereka sekitar lebih dari 50% sejak 2009 (berdasarkan data 2013).
Adapun empat negara lainnya berupaya mencapai jumlah itu, kata WHO.
Dan pada 2014, lebih dari 40 negara melakukan pengujian sifilis pada 95% atau lebih perempuan hamil.
Namun para ahli mengatakan banyak negara yang masih harus melakukan lebih banyak upaya untuk mencegah dan mengobati sifilis.
Sumber: BBC Indonesia