Search
Close this search box.

Cerita MRAN 2015 Maleo Sulteng

Suarakita.org- Malam Renungan AIDS atau MRAN sudah menjadi hal pokok dan wajib yang harus dilaksanakan setiap tahunnya oleh Lembaga Gema Lentera Peduli Tadulako ( Maleo Sulteng ), sebuah organisasi LGBT di Sulawesi Tengah yang fokus pada isu kesehatan. Kegiatan MRAN bertujuan untuk mengenang sahabat atau saudara kita yang telah meninggal oleh karena AIDS, serta memberikan dukungan orang terhadap ODHA.

Tujuan lainnya adalah diharapkan seluruh lapisan masyarakat turut merasakan dan merenungi betapa pandemi HIV/AIDS di Sulawesi Tengah bukan lagi masalah apabila kita semua peduli dan beraksi dalam upaya penanggulangannya , serta turut andil dalam menghapuskan Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA ataupun terhadap LGBT.

Maleo Sulteng mengangkat tema Support the future pada MRAN 2015 kali ini. Harapannya, kegiatan ini memberikan satu dukungan moril terhadap ODHA. Tanggal 26 Mei 2015 adalah hari yang dipilih oleh Maleo Sulteng untuk melaksanakan kegiatan MRAN.

“Ini MRAN ketiga kalinya Maleo Sulteng laksanakan, mudah – mudahan momennya dapat walaupun dengan dana sangat minim. Anak – anak Maleo yang menjalankan kartu proposal dalam bentuk kartu kawan dengan penuh semangat berusaha menggalang dana dari kawan ke kawan mereka dengan sumbangan seikhlasnya”, ungkap Bendahara MRAN, Mentari.

“Mei adalah bulan yang padat buat Maleo dikarenakan ada 2 acara besar yang sudah diagendakan setiap tahunnya serta dijadikan kegiatan rutin Maleo Sulteng; IDAHOT dan MRAN”, tambah Ketua Maleo Sulteng, Moh.Rifky disela-sela kesibukan semua anak Maleo di dapur mempersiapkan konsumsi buat bentar malam.

Suasana siang itu di Sekretariat Maleo Sulteng, Kota Palu lumayan panas. Kepulan asap dan bunyi penggorengan dan aroma masakan yang sedang diolah oleh tangan-tangan anak Maleo di dapur menjadikan suasana yang seru. Layaknya tukang masak profesional yang handal dibagiannya masing-masing yang layak untuk ditonton, semua anak Maleo sibuk dengan pekerjaannya masing – masing. Ketua Maleo sibuk dengan woku ayamnya , Fahmi dan Suharlin lagi sibuk di tengah kepulan asap dengan ikan bakarnya “ Uhhhh hilang kecantikan kalau kayak gini”, teriak mereka berdua sambil lari ke dalam rumah ketika asap makin mengepul, semua yang di dapur tertawa melihat aksi mereka berdua.

Dewi dan All asik memetik daun kelor untuk dijadikan menu sayur buat bentar malam. Andre, Ancil , Enal dan Tary mengupas dan menyiapkan semua bumbu yang dibutuhkan, sementara Hap yang bertubuh paling bongsor dan Nando sang perawat lagi berkutat dengan piring-piring kotor. Hampir pukul 16:30 WITA, menu makanan telah siap semua. Ikan bakar rica, woku ayam, sayur kelor santan, ayam goreng saus rica dan es kopyor.

Lokasi kegiatan MRAN kali ini bertempat di tepi pantai Teluk Palu yaitu tempat rekreasi Tumbelaka. Jarak Teluk Palu dari sekretariat Maleo Sulteng hampir 2 KM. Sambil menunggu mobil yang akan mengangkat semua makanan menuju ke lokasi kegiatan, anak – anak Maleo semua mandi dan bersiap-siap menuju kelokasi kegiatan.

Drescode pakai baju putih membuat anak – anak Maleo tampil seragam, warna putih dipilih oleh panitia kegiatan untuk membuktikan bahwa warna putih itu suci dan tulus sesuai dengan yang Maleo lakukan saat ini adalah sukarela, tulus dan suci tanpa mengharapkan pamrih apapun.

Para undangan berdatangan satu per satu, ada yang baru dari tamu malam ini yaitu teman-teman LBH APIK. Tepat pukul 20:00 WITA, acara pun dimulai. “Dengan membaca Bismillah acara Malam Renungan Aids Nusantara Lembaga Gema Lentera Tadulako 2015 dibuka”, kata All, pembawa acara pada malam hari ini.

Karena jam sudah menunjukan waktunya untuk santap makan malam, pembawa acara pun mempersilahkan para undangan menuju meja makan yang telah disediakan oleh panitia untuk menyantap makanan yang telah dibuat oleh tim Maleo Sulteng.

MRAN kali ini dirangkaikan dengan acara syukuran, sehubung telah selesainya Lembaga Maleo Sulteng menjalankan 2 pendanaan dari donor GWL INA ( Gaya Warna Lentera Indonesia) CBOS dan THE CHALLENGE FUND GRANTS yang didapatkan dari perlombaan proposal seluruh Indonesia.

Acara makan malam pun selesai dan masuk ke acara selanjutnya yakni sambutan dari ketua Maleo, Moh.Rifky.

“Pertama-tama saya ucapkan terima kasih terhadap tamu undangan yang sudah meluangkan waktunya untuk datang ke acara Malam Renungan AIDS Maleo Sulteng malam ini. Terima kasih juga buat teman-teman Maleo yang sudah berpartisipasi sehingga terlaksanya kegiatan ini, yang terspesial buat PIC (person in charge, orang yang bertanggung jawab – red)”, kata Ketua dengan mata berkaca-kaca. Sambutan Moh.Rifky selesai dengan acungan jempol kepada semua tim Maleo. “Kalian hebat”, tambahnya.

Sambutan kedua dari Asisten koodinator GWL INA Indonesia Timur, Ichan Maralintu. “Harapan kedepannya, Maleo Sulteng harus lebih meningkatkan kapasitas lembaganya dari segi apa saja, apalagi yang terkait masalah penanggulangan HIV/AIDS dan Advokasi LGBT”, seru Ichan dengan tegasnya.

Kemudian Kak Anti dan Kakak Ivana, mentor-mentor Maleo Sulteng saat pertama kali dibentuk, yang kemudian memandu acara do’a bersama. Lampu dipadamkan lalu semua anggota Maleo membagikan lilin-lilin kecil yang sudah dibakar kepada semua tamu.

Renungan MRAN 2015 Maleo Sulteng (Foto : Maleo Sulteng)
Renungan MRAN 2015 Maleo Sulteng
(Foto : Maleo Sulteng)

“Malam ini, kunyalakan lilin – lilin kecil ini untukmu para sahabatku dan saudaraku yang telah mendahuluiku dikarenakan HIV/AIDS. Semoga di alam sana, Engkau diberi tempat yang layak disisiNYA, karena kami di sini akan terus berjuang dan bertekad untuk sama-sama memberi tahu kepada semua orang. Jangan jauhi kami, tapi jauhilah virusnya. . .”, kata Kak Anti dengan suara hampir hilang karena air mata sudah membasahi pipinya.

Suasana seketika berubah menjadi mengharu biru. Di antara kerumunan tamu yang duduk bersila di lantai dan hanya di terangi oleh cahaya lilin. Suara tangis terdengar dari hampir setiap sudut, Ketua Maleo pun sampai menitikan air mata mendengar lagu yang dilantunkan Kak Anti, lagu ciptaan Katon Bagaskara, Usah Kau Lara Sendiri.

Pembakaran lilin berbentuk pita AIDS merupakan acara puncak dari MRAN 2015. Setiap tamu undangan yang dipanggil namanya akan membakar 1 batang lilin yang telah disediakan panitia. Satu per satu nama tamu disebut, akhirnya semua lilin pun terbakar membentuk sebuah gambar pita.

“Dengan mengucapkan Alhamdulilah, kegiatan MRAN 2015 berakhir sudah, saya pribadi selaku anggota Maleo Sulteng mengucapkan banyak terima kasih kepada semua para undangan yang telah meluangkan waktu untuk datang ke acara malam hari ini.Dengan harapan kedepannya, kita bisa sama – sama berbuat bagi siapa saja.Mengapuskan Stigma dan Diskriminasi terhadap Odha ataupun terhadap LGBT adalah pekerjaan Maleo kedepannya”, kata pembawa acara memberi semangat kepada semuanya.

Foto bersama adalah hal paling ditunggu – tunggu dalam moment ini,semuanya membaur menjadi satu.Dimana kamera difokuskan, disitu semuanya berkumpul.

“Makanannya enak say,makasih atas undangannya yah…”, ujar Dewi salah seorang tamu perwakilan dari LBH APIK.

Setelah semua para undangan pulang, tim Maleo membersihkan dan merapikan tempat kegiatan malam ini lalu bersiap untuk pulang ke sekretariat Maleo. Semua kelelahan, tapi wajah mereka memancarkan rasa puas karena acara berlangsung tanpa ada halangan serta terbilang sukses. (All Tampakatu)