Search
Close this search box.

[KISAH] Cinta Tak Pernah Salah

Oleh: Wisesa Wirayuda*

Suarakita.org- Angin lembut dan bunyi gamelan bali disekitar membawakan kami sepenggal cerita. Cerita yang mungkin tidak banyak orang tahu bahwa Kitty (bukan nama sebenarnya – red), seorang perempuan dengan perawakan kecil, pernah menjalin hubungan asmara dengan perempuan dimasa SMA dahulu.

Kitty merasa ini semua terjadi karena ada sangkut paut dengan perceraian orang tuanya. Kitty merasa membutuhkan sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya dari rumah. Sama seperti orang yang mengalami broken home lainnya. Dari sanalah Kitty mulai berani untuk bergabung geng motor di kota tempatnya lahir dua puluh satu tahun yang lalu, Ciamis.

 

Keikut-sertaannya di geng motor tersebut, dengan teman-teman yang semua laki-laki, membuat Kitty merasa seperti teman-temannya yang gagah, garang, macho, dan juga membuat Kitty menyukai perempuan. Kitty juga memotong rambutnya dengan potongan yang pendek. Saat itu Kitty sebenarnya mempunyai pacar laki-laki, namun karena suka berselingkuh membuat Kitty berpikiran, “Apa sih gunanya cowok buat gue?”

 

Kitty juga merasakan adanya faktor lain mengapa ia bisa menyukai perempuan seperti itu dan membuat Kitty tidak mau berpacaran dengan laki-laki lagi, yaitu sejak pacar laki-lakinya meninggal dunia. Setelah kepergian sang kekasih hati, Kitty mengalami depresi dan tidak mau membicarakan itu dengan siapapun bahkan tidak mau berbicara sedikitpun. Proses terapi yang dilakukan di Banten selama dua bulan ternyata berhasil membuatnya bangkit kembali hingga sekarang ini.

 

Rasa yang tak biasa Kitty rasakan muncul ketika seorang perempuan bisa memberikan perhatian yang lebih daripada laki-laki yang sejauh ini ia kenal. Namun saat itu Kitty tidak mau ambil pusing, dia menganggap itu hanyalah persahabatan diantara dua perempuan.

 

Namus pada saat Kitty melihat perempuan itu sedang berjalan bersama perempuan lain, Kitty merasa cemburu. “Saat aku liat dia lagi jalan sama butchy lain, ada perasaan cemburu”, katanya.

 

Dan setelah Kitty menanyakan kepastian pada perempuan itu tentang rasa suka yang yang dirasakannya, tanpa kata-kata janji untuk mengikat sebuah hubungan, mereka berdua menjalin hubungan asmara selama tujuh bulan lamanya.

 

Saat menjalin hubungan dengan perempuan itu, pikiran Kitty penuh dengan memikirkan apakah yang ia lakukan itu salah atau benar, namun dia memilih untuk tidak memikirkannya terlalu jauh. “Aku belum berani waktu itu. Aku berpikiran yang aku lakukan ini tuh bener atau salah, sih? Tapi aku memilih untuk menjalaninya saja.”

 

Setelah Kitty pergi ke Ibu Kota Jawa Barat untuk menempuh pendidikan S1, Kitty menemukan bahwa kekasih perempuannya itu selingkuh darinya. “Waktu itu temanku di geng motor menemukan pacarku itu sedang berjalan dengan perempuan lain, tapi seperti laki-laki (Butchy).” Sejak itulah Kitty memutuskan untuk menyudahi hubungannya. Setelah hubungannya itu selesai Kitty kembali mengalami stres.

 

Waktu akhirnya memberikan cerita baru. Kini Kitty membuka hatinya kembali dan menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya.

 

“Setelah aku putus dengan pacarku yang perempuan itu, secara perlahan aku tidak pernah bertemu dengan femme lagi dan perlahan aku mulai berubah. Di saat seperti itulah pacarku yang sekarang ini datang. Sebenarnya aku sudah mengenal dia dari lama dan aku tahu dia suka sama aku dari dulu. Hanya saja aku waktu itu nggak suka sama dia. Waktu itu dia datang dan curhat sama aku, dia bilang dia gak mau dipaksa nikahin pacarnya karena belum siap. Dalam obrolan kami, aku bilang sama dia bahwa dia bisa bebas sama aku, terserah dia mau nikahin aku kapan, atau mau nikah sama siapa, yang penting aku di sini nemenin dia, ngasih semangat buat dia.”, cerita Kitty.

 

Namun ia juga mengatakan bahwa perasaan suka terhadap perempuan masih ada. Bedanya kini Kitty lebih mengagumi sosok perempuan yang maskulin ketimbang feminim (femme), sosok perempuan yang bisa menjaga dan mengayomi dia. Dan yang membuat cerita ini semakin berwarna, Kitty sebenarnya menyadari bahwa dia melihat sosok “cantik” dalam wajah pasangan laki-lakinya ini. “Dulu kalau aku pacaran sama cowok aku suka lihat yang cantik. Nah pacarku yang sekarang itu cantik karena rambutnya gondrong. Kadang aku suka lihatin dia kalau dia lagi tidur. ‘Kenapa cantik?’ pikirku. Dan itu yang bikin aku semakin sayang.”

 

Menurut Kitty, cinta tak pernah salah. Terlepas orang itu berjenis kelamin sama atau berbeda, kita bisa bebas ingin mencintai siapapun karena tidak merugikan orang lain.

 

*Penulis adalah mahasiswa STSI Bandung.