Suarakita.org- Otoritas religius Malaysia menyebarkan leaflet (selebaran) yang menyebutkan bahwa usaha untuk membuat LGBT menjadi heteroseksual atau biasa disebut terapi konversi bukanlah sesuatu pelanggaran etika (ethical violation). Leaflet itu juga menyebutkan bahwa tidak ada orang yang terlahir dengan kondisi menyukai sesama jenis. Orang-orang itu mendistribusikan selebaran itu di dekat Masjid Jamek di Kuala Lumpur, Malaysia.
Leaflet yang disebarkan pada hari valentine itu berjudul 10 Myth About Homosexuality, sepuluh mitos tentang homoseksualitas. Leaflet itu mengklaim bahwa kelompok LGBT tidak benar-benar dirugikan oleh tindakan diskriminasi karena kelompok LGBT memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Di leaflet tertulis kelompok homoseksual (LGBT) cenderung tidak komitmen dalam berelasi, cenderung tidak setia bahkan meskipun sudah memiliki satu orang pasangan.
Leaflet itu pun mengklaim bahwa kelompok LGBT memiliki angka kekerasan domestik lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan heterseksual yang menikah, “They also experience higher rates of domestic violence than heterosexual married couples.”
Selain itu, tertulis bahwa kelompok LGBT memiliki resiko tertular penyakit seksual lebih tinggi dan memiliki angka penderita penyakit mental lebih tinggi. Serta memiliki angka penyalahgunaan narkotika yang tinggi.
Leaflet tersebut berlogokan The Malaysian Islamic Development dan memajang kutipan ayat Al-Qur’an yang mengutuk hubungan seksual yang illegal.
Sebuah situs berita online, The Malay Mail Online, mencatat ada kemiripan antara leaflet itu dengan brosur Family Research Council, sebuah kelompok lobby Kristen konservatif di Amerika Serikat yang disebar pada tahun 2010. Lembaga yang didirikan sejak tahun 1983 menentang perjuangan hak kelompok LGBT, aborsi, perceraian, penelitian stem-sel embrio dan pornografi. (Teguh Iman)
Sumber : Gay Star News