Suarakita.org- Film dokumenter berjudul She Is a Boy karya siswa-siswi SMKN 1 Klaten menjadi juara pertama dalam ajang Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) 2014.
Mengangkat kehidupan transgender atau waria, film tersebut mencoba memberikan pesan bahwa mereka juga manusia yang butuh diperhatikan.
“Sebenarnya mereka juga sama dengan kita, ingin dihargai. Mereka pun bisa hidup berkreasi dan berprestasi seperti kita. Mereka manusia biasa,” ujar Imam Syafi’i, sutradara film tersebut.
Adapun pengumuman juara telah dilakukan pada minggu lalu.
Tantangan saat proses produksi dihadapi oleh sineas muda tersebut. Di antaranya kekurangan budget pembuatan film, hingga akses kepada komunitas waria yang dirasa cukup susah.
Asisten Sutradara Rokhmad Joko Santoso (17) mengatakan, meski ada aral melintang, namun semuanya dapat diatasi.
“Kami sempat takut, nanti kalau mereka malah berang tidak setuju kamera kami bisa saja direbut. Namun hal itu tidak terjadi, setelah kami berdiskusi, menjelaskan mengenai film kami mereka malah mendukung,” ujar Rokhmad.
Dalam permasalahan finansial, mereka justru banyak dibantu oleh kaum waria. Dari total budget Rp 1 juta, setengahnya merupakan bantuan dari seorang transgender.
Film She Is a Boy mengisahkan perjuangan seorang transgender atau lazim disebut wanita dalam tubuh pria (Waria) dengan kehidupan mereka.
Ialah sosok Wiwik atau Paulo Sartana yang menjadi fokus penceritaan film tersebut. Waria setengah baya itu, hidup dari hasil usahanya membuka salon rias. Meskipun demikian, stigma dan cemooh dari warga terus mengalir.
Film berdurasi delapan menit tiga puluh detik ini menyingkirkan seratus peserta lainnya dari berbagai daerah.
Sumber: tribunnews.com