Search
Close this search box.

LGBT Kota Manado peringati Hari AIDS dengan Aksi Damai

Suarakita.org- Peringatan Hari AIDS sedunia di Kota Manado, Senin, 1 Desember 2014, diwarnai dengan aksi damai oleh komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender LGBT,  mereka melakukan kampanye HIV/AIDS di Tugu Zero Point, pusat kota Manado, Sulawesi Utara.

Tepat pukul  16.00 WITA, komunitas LGBT yang tergabung dalam organisasi SALUT bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Manado dan KPA Sulawesi Utara berkumpul di Zero Point, kota Manado membagi-bagikan materi KIE (komunikasi informasi edukasai) berupa selebaran,  poster, stiker terkait pencegahan HIV/AIDS.

Menurut Coco Jerico, koordinator SALUT. Kegiatan memperingati hari AIDS sedunia atau yang sering disebut HAS dilakukan oleh komuitas SALUT adalah karena keprihatinan terhadap masyarakat yang seringkali melakukan stigma buruk dan perbuatan diskriminatif terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA), padahal kawan-kawan ODHA juga adalah warga Negara yang punya hak yang sama dalam segala aspek kehidupan. ungkap Coco saat dihubungi oleh Suara Kita.

Coco juga menambahkan bahwa saat ini ada kurang lebih 616 orang yang terinfeksi HIV di Kota Manado, mereka dari latarbelakang profesi dan orientasi seksual yang berbeda-beda. Mereka secara rutin mengikuti terapi yang disediakan oleh komisi penanggulangan AIDS KPA Manado. dan untuk anggota SALUT  ada beberapa yang positif HIV dan mereka diberikan kesempatan oleh SALUT untuk mengelola program terkait kampanye pencegahan HIV/AIDS.

Abdul, anggota SALUT mengatakan, kegiatan memperingati hari AIDS Sedunia adalah kegiatan pertama kali ia ikuti, dan setelah mengikuti kegiatan ini ia jadi banyak belajar tentang bagimana pencegahan dan juga bagaimana menghadapi jika ada orang-orang terdekat ternyata telah terinfeksi HIV/AIDS.

“Jika pacar saya ternyata positif HIV/AIDS, saya tidak akan meninggalkanya, justru saya akan mendorong ia melakukan terapi yang disarankan oleh dokter juga mendorong ia untuk bergabung kekomunitas ODHA agar ia bisa berbagi segala hal yang ia alamai, pokoknya 100% saya tetap cinta dia, apapun keadaannya”, ujar Abdul saat dihubungi oleh Suara Kita.

Coco berharap kepada semua lapisan masyarakat dan pemerintah agar tidak lagi memberikan stigma negatif untuk kawan-kawan yang hidup dengan HIV/AIDS, dukungan orang-orang terdekat merupakan obat yang tiada duanya bagi kawan-kawan ODHA, dan yang tak kalah pentingnya adalah pemerintah daerah yang harus lebih aktif lagi bekerjasama dengan organisasi-organisasi lokal untuk bersama-sama mengkampanyekan pencegahan dan penularan HIVAIDS diberbagai kalangan. yang dihindari adalah virusnya bukan orangya. ucap Coco kepada Suara Kita.(Coco Jerico/Yatna Pelangi)