Search
Close this search box.

Liputan Nonton Bareng Film “The Normal Heart” dan Mengenal Lebih Dekat HIV-AIDS

Suarakita.org- Hari yang luar biasa untuk teman-teman Suara Kita yang menjadi panitia pemutaran dan diskusi film The Normal Heart di tanggal 30 Agustus 2014. Lebih dari dua puluh orang hadir memenuhi ruang tengah sekretariat Suara Kita di Kalibata untuk nobar (nonton bareng) film yang rilis di tahun 2014.

Acara yang dimulai tepat pukul tiga sore ini juga dihadiri oleh beberapa teman-teman mahasiswa yang meluangkan waktunya untuk duduk manis menonton film yang berdurasi sekitar 130 menit ini. Selain dihadiri oleh teman-teman mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta UIN, Universitas Negeri Jakarta UNJ, dan Universitas Indonesia  UI, acara kali ini turut mengundang Bobby Andriano sebagai fasilitator diskusi film termasuk presentator mengenai HIV-AIDS.

Bobby Andriano adalah program manager ASK di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI dan program coordinator PMTS-LSL di Komisi Penanggulangan AIDS Nasional KPAN. Selain Bobby, hadir juga Antonio dari layanan HIV-AIDS rumah sakit St. Carolus yang memberikan penjelasan mengenai pelayanan dan pengaduan teman-teman HIV-AIDS atau teman-teman yang ingin melakukan pemeriksaan HIV-AIDS.

Film The Normal Heart ini mengangkat kisah mengenai kehidupan gay dan HIV-AIDS berlatar belakang tahun 1980-an. Dibintangi oleh Alexander ‘Ned’ Weeks (Mark Ruffalo) sebagai aktor utama yang harus menjalani hari-harinya mengurus kekasihnya yang ternyata mengidap AIDS. Film ini menggambarkan bagaimana perjuangan kelompok gay saat itu yang dengan semangat memeperjuangkan hak-hak kesehatan teman-teman gay.

Kelompok ini muncul diawali oleh kesadaran Ned Weeks akan rentannya kesehatan seksual teman-teman gay akan AIDS yang pada saat itu dikenal dengan nama Gay’s Cancer (Kanker Gay). Dibumbui dengan dinamika stigma masyarakat Amerika pada saat itu, film ini memperlihatkan bagaimana prasangka masyarakat kepada teman-teman gay dan menghakimi mereka sebagai penyebab munculnya penyakit ini.

Film yang menampilkan banyak adegan romantis sekaligus penuh emosi ini membuat peserta nobar dan diskusi ikut terkuras emosinya. Bahkan saat film selesai ditayangkan, terlihat beberapa dari mereka segera menghapus air mata masing-masing. Hal tersebut sangat wajar, karena sebuah perjuangan kelompok gay yang digambarkan secara sinematografis ini memacu adrenalin para pejuang hak asasi ini untuk terus maju untuk mensejahterakan para ODHA dan teman-teman gay lain yang rentan dengan virus HIV dan AIDS. Tidak hanya berhenti sampai disitu, beberapa teman yang hadir masih partisipatif dalam mengemukakan pendapat mengenai film yang diputar dan merelasikannya dengan kejadian di dunia nyata.

Pemutaran film dilanjutkan dengan presentasi Bobby Andriano mengenai sejarah hingga “apa itu” HIV-AIDS. Presentasi Bobby menghadirkannya banyak gumaman penuh makna dari para peserta karena banyak hal baru tentang HIV-AIDS yang didapat dari presentasi tersebut. Sepanjang presentasi Bobby Andriano selalu mengingatkan untuk “Please, sex safely! tolong pakai kondom saakarenat berhubungan seks, apa susahnya sih?”. Bobby mengungkapkan hal tersebut karena itu merupakan salah satu cara yang paling ampuh dan signifikan dalam penyebaran virus HIV-AIDS.

Dengan presentasi yang cukup komprehensif ini peserta yang datang saat itu tidak bosan bosan terus memberikan pertanyaan dan statement mereka mengenai HIV-AIDS. Setelah acara ini selesai kami semua yang hadir saat itu berharap semoga teman-teman LGBT lebih menyadari betapa penting kesehatan bagi diri mereka terutama dalam konteks HIV-AIDS. “Terakhir. Pakai kondom, dan rutin periksa ke dokter ya”, begitulah pesan Bobby Andriano untuk menutup acara yang selesai pukul tujuh tersebut, disusul dengan anggukkan kepala para peserta diskusi dan pemutaran film The Normal Heart. (Fira*)

*Fira/Nursyafira Salmah. Mahasiswi Universitas Indonesia yang sedang magang di Suara Kita