Search
Close this search box.

Kekerasan Dalam Relasi Pacaran Bisa Menimpa Siapa Saja

Oleh: Nursyafira Salmah*

Suarakita.org-  Senin 11 Agustus 2014, saat saya harus mencari referensi  jurnal Internasional yang akan saya ulas untuk skripsi, saya menemukan video kekerasan yang terjadi dalam relasi lesbian. Saat itu saya memasukkan keyword Pengkid di channel youtube. Dalam jurnal penelitian Yuenmei Wong (2012), Pengkid adalah istilah identitas perempuan maskulin di Malaysia yang memiliki ketertarikan kepada perempuan pula. Mungkin istilah ini bisa kita samakan dengan istilah butch yang sudah lebih dulu dikenal.

Video yang berdurasi 53 detik ini adalah video amatir pertengkaran pasangan lesbian, di mana femme melakukan kekerasan fisik kepada pasangannya yang seorang Pengkid atau perempuan yang maskulin. Video dengan nama  Pengkid Bodoh yang diunggah oleh Didi Adek ini, sudah ditonton oleh kurang lebih 50.000 viewers hingga 12 Agustus 2014. Namun sangat disayangkan beberapa komentar yang muncul terhadap video ini tidak manusiawi. Kebanyakan dari para commenters malah mendukung kekerasan yang dilakukan femme terhadap Pengkid tersebut.

Pengkid dalam video ini tidak melawan kekerasan fisik yang ditujukan kepadanya. Ini merupakan suatu gambaran di mana dalam relasi hubungan sesama perempuan tetap mungkin terjadi kekerasan. Walaupun perempuan di-stereotip-kan sebagai makhluk yang lembut, namun semuanya terbantah saat kalian semua menyaksikan video ini. Relasi power yang timpang tergambar jelas di dalam hubungan pasangan ini. Jika kita bisa meneliti relasi hubungan mereka, tingkah Pengkid atau pihak pasangan yang maskulin dalam video ini pasti memiliki ketergantungan terhadap pihak perempuan. Mengapa? Ya, banyak faktor yang bisa menjadi alasan. Salah satu alasan yang masuk akal adalah Pengkid ini memiliki ketergantungan terhadap pasangannya, entah itu ketergantungan finansial atau hal yang lain.

Dari video inilah kita bisa belajar bahwa kekerasan tidak mengenal bentuk hubungan heteroseksual maupun homoseksual. Ini merupakan salah satu pelanggaran hak asasi manusia kan? So, kalau kamu pernah menjadi korban kekerasan pasanganmu, Speak up! Kita harus tegas, berani melawan dan segera beritahu orang terdekat yang bisa membela kita.

 

*Penulis adalah mahasiswa sosiologi FISIP UI dan mahasiswa magang di Suara Kita.