Suarakita.org- Virus Aids yang bermutasi bukan yang paling berbahaya, menurut studi aktual. Melainkan yang kurang bermutasi.
Walaupun tidak semua virus Aids punya sifat menular yang sama, melakukan hubungan seks tanpa perlindungan apapun tidak dianjurkan. Agar bisa menyebabkan infeksi HIV, virus harus melewati penghalang berupa membran mukosa. Kemudian masuk ke darah dan berkembang biak di tubuh manusia. Hanya sebagian kecil virus mampu melewati halangan itu. Demikian hasil penelitian Eric Hunter dari Emory Vaccine Center di Atlanta.
Hanya satu jenis virus bisa menulari partner hubungan seks. Virus lainnya menyerang beberapa sel membran mukosa pada organ seksual, tetapi tidak menyebar di tubuh, dan tidak mengakibatkan infeksi HIV. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata hanya satu persen dari semua kasus seseorang tertular HIV dari partnernya yang sudah HIV positif. Tetapi dengan menggunakan suntikan yang sama dengan penderita Aids, virus langsung masuk ke peredaran darah.
Semakin segar infeksi, semakin menular
“Virus HI bermutasi sangat cepat”, kata Jonathan Carlson dari Microsoft Research di Redmond di negara bagian Washington, penulis utama studi itu, dalam wawancara DW. Jadi seseorang yang tertular HIV selalu punya banyak variasi virus. Karena terus berubah, virus tersebut kerap berhasil mengakali sistem kekebalan tubuh manusia.
Tetapi variasi hasil mutasi kurang mudah ditularkan, demikian hasil studi. Yang paling “fit” untuk bisa ditularkan adalah variasi yang paling dekat dengan virus aslinya, ditekankan Carlson. Itu juga berarti, “Orang yang baru saja tertular punya risiko lebih tinggi untuk menularkan virus ke partnernya. Sekitar 10-50 kali lebih tinggi daripada mereka yang sudah terinfeksi kronis dan virus sudah lama berada di tubuhnya”, dijelaskan pemimpin penelitian, Eric Hunter dalam wawancara dengan DW.
Tapi para peneliti mengingatkan, itu hanya nilai rata-rata yang berdasar pada kemungkinan. Untuk kasus tertentu, perkiraan sulit diberikan.
Perempuan lebih mudah tertular
Peneliti mengamati sepuluh pasangan di Sambia, di mana salah seorangnya tertular HIV, dan pasangannya tidak. Walaupun ada penyuluhan tentang pencegahan infeksi, terjadi 137 penularan. Dari penelitian atas variasi virus yang ditularkan, para ahli menarik kesimpulan, lewat hubungan seks, perempuan lebih mudah tertular HIV daripada laki-laki. “Kami memperkirakan, bagi virus menembus membran mukosa perempuan lebih mudah daripada laki-laki”, kata Hunter. Kecuali jika pria mengalami infeksi di bagian genital yang menyebabkan membran mukosa melemah.
Peneliti berharap, hasil penelitian membantu untuk memerangi HIV. Jika orang berhasil memperlemah virus dengan obat-obatan, sehingga tidak mudah ditularkan lewat hubungan seksual, kemungkinan penyebaran virus bisa ditahan. Vaksin bisa memperbaiki sistem kekebalan tubuh, sehingga virus terpaksa bermutasi dan melemah. Dengan metode ini orang tidak bisa disembuhkan, tapi mungkin penularan virus bisa dihindari.
Sumber: DW.DE