Suarakita.org- Google telah menghapus sebuah blog yang berisi daftar cara menghina orang Filipina di Singapura, yang disambut baik para pengguna internet yang cemas dengan ketengangan rasial di negara itu.
Kepolisian Singapura hari Kamis lalu menyatakan mereka sedang menyelidiki sebuah blog anonim “Blood Stained Singapore”, yang menyarankan warga Singapura untuk menolak dilayani orang Filipina di restoran atau dengan “sengaja” mendorong mereka di tempat umum.
Dalam sebuah posting berjudul ”Menyerang orang Filipina di Singapura – 5 titik panduan untuk menunjukkan ketidaksenangan tanpa melanggar hukum”, blog itu juga menyarankan orang Singapura untuk tidak membantu orang Filipina yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas.
Blog yang muncul di platform Blogger Google Mei lalu, mulai Kamis malam tak lagi bisa diakses.
Juru bicara Google mengatakan dia tidak bisa memberikan komentar atas kasus-kasus individual namun ia membenarkan bahwa perusahaan web raksasa Amerika itu telah menghapus materi-materi dari para Blogger yang melanggar kebijakan mereka terkait ucapan kebencian.
Komunitas Filipina di Singapura diperkirakan berjumlah lebih dari 170.000 jiwa, dan banyak diantaranya adalah kaum professional yang dilihat oleh beberapa warga Singapura sebagai saingan mereka dalam pekerjaan – sebuah perubahan tajam dibanding satu dekade lalu, ketika hampir semua orang Filipina di sana bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Warga Singapura hanya berjumlah sekitar 60 persen dari total 5,4 juta populasi, dengan tingkat kelahiran rendah memaksa pemerintah sangat bergantung kepada para pekerja asing.
Membanjirnya para pekerja asing secara umum, yang banyak diantaranya dari Cina dan India, telah memicu meningkatnya sentimen anti pendatang.
Tidak mencerminkan manusia
Kasus blog terakhir telah memicu kemarahan diantara warga Filipina baik di negaranya maupun yang berada di luar negeri, yang beberapa diantara menyerukan langkah-langkah pembalasan kepada orang Singapura.
Kedutaan Filipina telah menyerukan kepada otoritas Singapura untuk mengambil langkah terhadap penulis blog tersebut.
Keputusan Google untuk menghapus blog itu mendapat tanggapan positif dari seluruh orang Singapura yang memberikan komentar di internet, termasuk menteri kabinet yang bertanggungjawab menyetujui izin kerja bagi orang asing di Singapura.
“Blog keji dan ganas seperti itu tidak mencerminkan kita sebagai manusia,” kata Menteri Tenaga Kerja Tan Chuan-Jin, lewat akun Facebook.
Namun ada pula yang mempertanyakan apakah langkah itu menghalangi kebebasan berbicara di Singapura.
“Hore untuk sebuah negara demokratis yang dengan paksa menutup mulut warganya,” tulis Titus Lin di halaman Facebook Channel NewsAsia.
Sumber : dw.de