Search
Close this search box.

Seminar LGBT Di Kampus UNJ Sempat Terancam Batal

 

Suarakita.org- Negosiasi Seminar bertajuk LGBT Dalam Perpektif Sosiologi; Melihat Kembali Eksistensi LGBT Di Ruang Sosial agar tetap berlangsung cukup panjang. BEMJ Sosiologi selaku Panitia acara harus berjibaku dengan kampanye hitam dan aksi sabotase yang dilakukan oleh pihak tertentu.

“Di BEMJ sendiri ada yang pro dan kontra”, ungkap Nindy, Sekretaris Umum BEMJ Sosiologi. Sebelum mengadakan acara ini, BEMJ Sosiologi menyamakan persepsi  terlebih dahulu dan awalnya sempat ada yang menolak. Namun setelah melalui diskusi, perbedaan persepsi pun mencari.

Nindy pun menceritakan sehari sebelum seminar, beredar brodcast message ke mahasiswa yang berisi himbauan untuk yang mau mengikuti seminar LGBT ini harus hati-hati jangan ditelan mentah mentah.

Bertepatan dengan hari seminar, Jum’at 9 Mei 2014, panitia dibuat kesal dengan  selebaran yang beredar di kalangan mahasiswa. Selebaran tersebut berisi tentang penolakan terhadap LGBT dan melabelkan orang-orang yang mendukung LGBT sebagai liberal. “Saya Kesel!” ungkap Dino, Kepala Departemen Sosial Politik BEMJ Sosiologi,  ketika mendapat selebaran tersebut.  Selebaran tersebut tidak bernama, hanya ada simbol Lembaga Dakwah Kampus (LDK).

Di hari yang sama, Seminar LGBT yang mereka kelola menjadi berita di sebuah situs berita online yang bernada negatif, “Ada yang bilang LDK enggak suka dengan acara ini”  kata Dino. Mengetahui hal itu, Dino pun berusaha menemui pihak LDK di kesekretariatan mereka namun sayang tidak ada satu orang pun di sana.

UNJ sosiologi
Di Depan Pintu Masuk Seminar LGBT Dalam Perspektif Sosiologi (Foto: Rikky/SuaraKita)

Setelah itu, ada penelpon gelap yang menelpon Robertus Robert, Narasumber Seminar, yang memberitahu kepada beliau bahwa Seminar LGBT dibatalkan. “Pak Robert ditelpon katanya seminarnya enggak jadi… Enggak tahu yang nelpon siapa” kata Dino.

Ketika seminar berlangsung, panitia pun tidak bisa duduk dengan tenang. Berdasarkan penuturan Nindy, ada tiga ormas yang datang, entah tujuannya apa,  menunggu di luar gedung Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Ada dari Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Front Pembela Islam (FPI). Bahkan Ketua BEM UNJ pun turun untuk melakukan dialog, “Dibicarakan gimana caranya meski di luar panas tapi di dalam tetep adem” ungkap Nindy. (Gusti Bayu)