Suarakita.org- Tariq Sayid Rajab, pria berkebangsaan Kuwait. Pemeluk muslim taat dan seorang seniman berdarah Arab yang mampu membius penikmat seni kontemporer di Ibu Kota Paris, Prancis saat memamerkan karya-karyanya berjudul Jendela di kota paling romantis sejagat.
Dia setia membawa identitas dirinya dalam seni. Arab, Islam, maskulinitas, feminitas, hingga ranah lain yang paling tabu, homoseksualitas. Rajab memang seorang gay yang membuka luas jati dirinya dengan satu bayaran mahal. Nyawa.
Gay dalam Islam merupakan kaum yang pantas dilaknat. Hukuman bagi mereka pecinta sesama jenis ini antara lain penjara, cambuk, dikebiri, hingga eksekusi. Namun Rajab meyakini dirinya tak perlu sembunyi. “Saya hanya seniman yang ingin membawa seksualitas, erotisme, dan sesualitas kembali ke dunia Arab-Islam. Tidak ada beda antara ritual agama dengan aktifitas seksual. Keduanya membawa kita dekat dengan Ilahi,” ujarnya seperti dilansir surat kabar Haaretz, Sabtu (26/4).
Rajab yang menambahkan nama De Montfort lahir dari salah satu keluarga kaya Kuwait. Dia belajar di sekolah internasional milik ayahnya. Keluarga besar sang ayah juga pemilik museum besar di Ibu Kota Kuwait City yang berisikan 30 ribu seni kaligrafi Arab, Islam, dan pelbagai situs tentang Timur Tengah di masa lalu.
Pada umur 17 dia pindah ke Ibu Kota London, Inggris. Baginya, negara tempat dia berasal sangat menyesakkan bagi gay. Tidak ada ampun pada mereka yang ketahuan mempunyai perilaku homoseksual.
Sebagai seniman dia mempunyai karya-karya yang tidak bisa diterjemahkan oleh pandangan barat. Hanya dirinya dan kebanyakan bangsa Arab yang paham. Selain melukis di kanvas, dia juga merupa di tempat lain, tubuhnya.
Tato dipilihnya mewakili perasaan hati terdalam Rajab. Rajahan tubuhnya bertuliskan kecintaannya pada Allah SWT. Ayat-ayat Al-Quran tertulis indah di badan Rajab. “Saya berencana membuat 99 nama Allah menurut tradisi Islam dan 72 nama Tuhan menurut tradisi Kaballa Yahudi. Islam dan Yahudi merupakan agama yang kuhormati,” kata dia.
Islam Avant Garde, demikian Rajab mendefinisikan dirinya. Dia sudah bertahun-tahun tidak menghubungi sang ayah dan keluarganya sebab identitas seksualnya. Ayah Rajab berasal dari kalangan konservatif asal Irak dan sangat tidak mungkin menerima atau memahami pilihan hidup Rajab.
Arab menutup pintu bagi karya-karya Rajab. Namun dia masih diperbolehkan melakukan perjalanan ke Kuwait dalam rangka memberikan pengajaran seni.
Sumber : siaga.co