Search
Close this search box.

Ikhtiar Mahasiswa UIN Melawan Kekerasan Seksual

 

Suarakita.org- Banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di Universitas  Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah  namun tidak terdokumentasi membuat kasus semacam itu hanya menjadi desas-desus.

Senin, 21 April 2014, sekelompok Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah menggelar aksi di dalam kampus mereka untuk melawan kekerasan seksual. Mereka berkeliling dari fakultas ke fakultas menyuarakan pentingnya melawan kekerasan seksual dan mengumpulkan tanda tangan sebagai bukti dukungan pada perjuangan mereka. Mereka menyebut diri mereka sebagai Tim Advokasi UIN, “Tim Advokasi ini fokus pada isu kekerasan seksual” ungkap Zakiyatunissa anggota Tim Advokasi UIN.

Sebelum mereka aksi, mereka telah melakukan penelitian terlebih dahulu. Mereka mensurvai 123 Mahasiswa UIN di semua fakultas. Di dapat data bahwa 10 % dari 123 responden mengaku pernah mengalami kekerasan seksual di kampus dan 37 %  dari responden mengaku pernah melihat aksi kekerasan seksual.

“Karena baru segitu aja (123 responden—red) akhirnya pola yang udah ada dan bisa dilihat itu enggak berat, bukan kekerasan seksual seperti perkosaan.” Ungkap Zakiya. Pola tersebut misalnya tangan dipegang, ditatap, disiul-siul dan dilecehkan secara verbal, “Ikh! lo koq montok banget si” kata Zakiya mencontohkan  pelecehan seksual secara verbal.

Rahmat  Ramdhani koordinator lapangan aksi ini melihat bahwa angka 10 % tersebut bisa jadi lebih banyak lagi, “Karena biasanya kawan kawan itu menutupi malu.”

Rahmat pun menyarankan bahwa sekarang saatnya untuk terbuka, “Ini bukan masalah per individu tapi menjadi masalah bersama”.

Aksi ini pun mendapat dukungan dari Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN. “Kami dukung secara kajian” ungkap Sururin Kepala PSGA UIN.

Aksi ini bukan tanpa resistensi. Adis anggota Tim Advokasi Mahasiwa UIN mengungkapkan bahwa ada mahasiswa yang tidak mau bergabung karena merasa tidak ada kepentingan, tidak dapat keuntungan dan lainnya. Padahal, menurut Adis, upaya melawan kekerasan seksual  semua lapisan harus terlibat karena  “Kekerasan seksual ini kejahatan kemanusian” ungkapnya.  (Gusti Bayu)