Search
Close this search box.

same sex marriave Katrina CrockerSuarakita.org- Menteri Muda Pendidikan Australia, Susan Ley, menyatakan dalam acara televisi Q&A ABC, gagasan tentang pernikahan sesama jenis belum mendapat dukungan di daerah pedesaan dan pinggiran. Namun, sebuah survei mendapati dukungan untuk pernikahan macam itu sama banyaknya di daerah perkotaan dan pedesaan

Sebuah polling tahun 2012, yang dilakukan oleh badan riset Galaxy atas komisi sebuah lembaga pendukung pernikahan sesama jenis, mendapati bahwa dukungan terhadap reformasi pernikahan kuat di daerah pedesaan dan juga perkotaan.

Rodney Croome, Direktur Nasional lembaga bernama Australian Marriage Equality tersebut, menyatakan bahwa angka dukungan terhadap pernikahan sesama jenis di daerah pedesaan dan pinggiran hanyalah 4 persen di bawah rata-rata nasional.

Menurut Croome, lokasi, gender dan latar belakang bukanlah indikator baik untuk mengukur dukungan terhadap pernikahan sesama jenis. “Kalau memang ada perbedaan demografis, perbedaan tersebut adalah usia,” jelasnya.

Salah satu pelaku pernikahan sesama jenis adalah Katrina Crocker, yang tinggal di daerah Wagga Wagga, negara bagian New South Wales.

Bulan Desember tahun lalu, Wilayah Ibukota Australia meloloskan undang-undang yang memungkinkan pernikahan sesama jenis. Crocker pun menikahi pasangannya.

Namun, lima hari kemudian undang-undang tersebut dibatalkan.

Crocker bercerita bahwa meskipun tinggal di daerah pinggiran, Ia dan pasangannya mendapat dukungan besar dari komunitas.

“Kita tak pernah mengalami masalah di Wagga, kita amat diterima,” ceritanya.

Menurut Crocker, orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan biasanya tidak terang-terangan menyatakan bahwa mereka mendukung hubungan sesama jenis.

“Mereka jarang menyatakan pendapat mereka, kecuali mereka memiliki kepentingan dalam isu itu,” jelas Crocker.

Namun, Robert Brokenshire, anggota partai berorientasi keluarga, Family First, di parlemen Australia Selatan, menyatakan bahwa ada penolakan terhadap pernikahan sejenis di dapilnya ,yaitu semenanjung Fleurieu.

“Mayoritas orang di pedesaan masih ingin mengusung nilai-nilai tradisional,” jelasnya.

Namun, Croome mengatakan bahwa justru karena orang pedesaan mendukung nilai tradisi, mereka akan mendukung kesetaraan dalam pernikahan.

“Nilai-nilai seperti keluarga, masyarakat, tradisi, amat penting, hingga mereka ingin agar pasangan gay juga diturutsertakan dalam tradisi nilai itu,” ucapnya, “Mereka memang konservatif, tapi tak berarti menolak kesetaraan pernikahan.”

Sumber : radioaustralia.net.au