Suarakita.org- Dari tahun ke tahun, jumlah kasus HIV-AIDS di Purworejo semakin meningkat. Namun demikian anggaran untuk penanganan malah semakin menurun. Hal ini semakin menyulitkan petugas untuk melakukan penanganan ketika kasus ditemukan.
Hal tersebut diungkapkan oleh wakil Bupati Purworejo, Suhar ketika ditemui di kantornya, Rabu (12/3/2014). Suhar yang juga merupakan ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Purworejo menjelaskan beberapa permasalahan yang dihadapinya. Dalam kesempatan tersebut turut mendampingi, kasi Penanggulangan Penyakit (P2) dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Purworejo, Triyo Darmaji.
“Anggaran yang ada sangat minim. Bahkan tahun ini anggaran untuk penanganan HIV-AIDS hanya sekitar Rp 2-3 juta saja. Padahal dari tahun ke tahun angka penderita terus meningkat,” katanya.
Triyo Darmaji menambahkan, meski kasus meningkat, namun anggaran yang ada semakin menurun. Pada 2013 pihaknya mendapatkan alokasi Rp 6 juta. Namun tahun ini malah semakin menurun. Karena itu, ia berharap ada kepedulian pihak terkait utamanya dewan untuk mendukung upaya penanganan HIV-AIDS di Purworejo.
Triyo mengungkapkan, penanganan HIV-AIDS sesungguhnya tidak mudah. Diperlukan ketekunan dan ketelatenan petugas untuk membantu Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA). Misalnya saja dalam pendampingan konseling dan pengambilan obat.
“Untuk sementara kami terbantu kemudahan pengambilan ARV yang bisa dilakukan di RSUD Saras Husada Purworejo. Namun untuk berbagai pendampingan, alokasi dana yang cukup masih diperlukan. Setidaknya setahun idealnya minimal Rp 25 juta,” katanya.
Suhar menyambung, untuk itu pihaknya dalam kapasitas sebagai ketua KPA akan mendesak adanya penambahan anggaran untuk penanggulangan HIV-AIDS. Apabila tidak bisa dialokasikan untuk KPA, paling tidak program penanganan di DKK Purworejo bisa mendapatkan penambahan anggaran.
“Hal itu akan kami usulkan dalam APBD Perubahan 2014 ini,” pungkasnya.(tribunjogja.com)
Sumber : tribunenews.com