Search
Close this search box.
Pasangan Roman Abramovich, Dasha Zhukova (Zimbio)
Pasangan Roman Abramovich, Dasha Zhukova (Zimbio)

Suarakita.org- Walau sudah menyampaikan permintaan maaf kepada publik terkait kasus ‘kursi manusia’, kekasih Roman Abramovic yang tak lain merupakan bos Chelsea, Dasha Zukhova, masih terus dikecam. Kali ini yang melayangkan protes terhadap tindakan pengusaha dan juga desainer fashion itu adalah seorang seniman gay asal Rusia.

Zukhova sebelumnya menuai banyak kritik akibat foto dirinya duduk di atas kursi berbentuk perempuan kulit hitam yang nyaris telanjang. Sebagian besar publik menilai yang dilakukan oleh perempuan 32 tahun tersebut merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap perempuan kulit atau rasisme.

Foto Zhukova dengan kursi manusia itu diambil ketika dia melakukan sesi wawancara dengan salah satu situs tata busana ternama di negeri tirai besi, Buro 24/7. Kerena kesalahan publikasi, foto tak patut itu ‘lolos’ sensor dan akhirnya tersebar ke masyarakat.

Sebenarnya Zhukova sudah meminta maaf atas kejadian itu. “Itu bukan maksud kami. Kami sendiri mendukung kesetaraan gender serta menantang segala tindak rasisme,” ungkap Zhukova beberapa waktu lalu.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Banyak pihak terlanjur tersakiti. Protes dari berbagai kalangan tak bisa dibendung termasuk dari seorang seniman gay yang bekerjasama dengan fotografer profesional Alexander Kargaltsev.

“Kursi Gay”
Seperti dilansir harian Independent, pria itu mengajukan protes dengan membuat foto dirinya bersama seorang rekan kulit hitam berpose layaknya kursi manusia milik Zhukova. Si seniman itu menyebutnya “Kursi Gay”.

“Saya kecewa dengan Xenophobia yang masih sangat kental di Rusia, contohnya adalah foto yang diperlihatkan Zhukova. Saya pikir itu merupakan arogansi yang tak mendasar. Orang-orang Rusia seakan tidak peham ketika ada yang melecehkan warna kulit, kebangsaan atau orientasi seksual,” kata seniman yang tak mau disebutkan namanya itu.

Menurut pengakuan, seniman itu tadinya tinggal di Rusia. Namun karena tak tahan dengan diskriminasi bagi orang-orang ‘berbeda’ seperti dirinya di sana, dia pun memilih melarikan diri ke Amerika Serikat.

“Saya tak mau kembali ke Rusia sampai ada jaminan keamanan bagi kaum LBGT (Lesbian, Biseksual, Gay dan Transgender). Sejaka lama saya bukan lagi orang Rusia, kecuali di hati saya,” katanya lagi. (ren)

Sumber : bola.viva.co.id