Suarakita.org- Google menyuarakan sikap melawan kebijakan anti kaum homo di Rusia menjelang Olympiade musim dingin di Sochi. Perusahaan lain yang menjadi sponsor ikut mendapat tekanan untuk bersikap.
Raksasa internet Amerika Serikat, Google menampilkan logo doodle bergambar athlet Olympiade dengan latar belakang pelangi. Langkah tersebut dibuat menyusul Undang-undang anti propaganda kaum sejenis yang diberlakukan Rusia menjelang Olimpiade musim dingin di Sochi.
“Berolahraga adalah hak asasi manusia. Semua orang berhak berolahraga, tanpa mengalami diskriminasi apa pun sesuai dengan semangat Olimpiade, yang mensyaratkan sikap saling pengertian, semangat persahabatan, solidaritas, dan sportivitas,” tulis Google yang mengutip Piagam Olimpiade di halaman muka.
Latar belakang pelangi berwarna enam adalah bendera khas kaum sejenis, yakni terdiri atas warna merah, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu. Google biasanya menggunakan Doodle untuk menghormati tokoh sejarah atau peristiwa khusus. Kecuali ketika pemerintah Amerika Serikat ingin mengesahkan Undang-undang yang membatasi kebebasan di internet Januari 2012 silam, Google tidak pernah memuat pesan politis di halaman mukanya.
Tanggungjawab Industri
Dunia internasional berulangkali menggugat Undang-undang anti kaum Gay yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin tahun lalu. Putin berdalih, aturan baru itu diperlukan untuk melindungi remaja Rusia. Sebaliknya pihak lain menuding Undang-undang tersebut akan menciptakan iklim diskriminasi terhadap kelompok sejenis (LGBT).
Tidak cuma Google, perusahaan telekomunikasi AT&T yang mensponsori tim Olimpiade AS juga mengritik Rusia dan mengajak perusahaan-perusahaan lain untuk ikut serta. Beberapa atlet bahkan secara demonstratif menunjukkan dukungan terhadap kelompok gay dan lesbian.
Organisasi Hak Azasi Manusia asal Amerika Serikat, HRC, menyambut langkah Google menunjukkan solidaritas terhadap kelompok yang rentan diskriminasi itu, “Google sekali lagi membuktikan diri sebagai pionir di dunia bisnis untuk persamaan derajat,” kata Chad Griffin, Direktur HRC kepada Reuters.
Tekanan Terhadap Sponsor
“Di samping sponsor Olimpiade seperti AT&T, Google telah menyuarakan pesan yang jelas bahwa kebijakan anti gay dan lesbian milik Rusia tidak dapat dibenarkan. Sekarang adalah waktunya untuk semua sponsor Olimpiade untuk mengikuti jejak Google. Waktunya nyaris habis dan dunia mengamati,” imbuhnya lagi.
Sejumlah perusahaan multinasional seperti McDonald’s, Coca-Cola dan Procter & Gamble membayar masing-masing sekitar 100 juta US Dollar atau 1,1 triliyun Rupiah untuk mengamankan hak sponsor Olympiade selama empat tahun.
Perusahaan tersebut juga didesak untuk ikut bersuara melawan kebijakan anti gay dan lesbian di Rusia. “Mereka membayar ratusan juta Dollar tapi berulangkali menolak mendukung prinsip-prinsip utama Olympiade,” kata Andre Banks, salah satu pendiri kelompok advokasi gay dan lesbian di AS.
Sumber : dw.de