Search
Close this search box.

0,,17398334_303,00Suarakita.org- Pengguna internet mencari cara untuk berbagi informasi sekaligus melindungi privasi mereka. Dan lewat The Bobs edisi ke-10, DW mencari contoh terbaik dari aktivisme online. Pendaftaran ditutup tanggal 5 Maret 2014.

Sejak pertama kali digelar pada tahun 2004, penghargaan bagi aktivisme online Deutsche Welle The Bobs berusaha mendukung upaya yang dilakukan untuk melindungi kebebasan berekspresi, bukan hanya bagi media tapi juga individu di seluruh dunia.

“Sebelum era konektivitas seperti saat ini, kebebasan berekspresi terutama merupakan hak istimewa dari mereka yang memiliki akses ke media massa,” dikatakan Jose Luis Orihuela, mantan anggota juri The Bobs dan dosen komunikasi multimedia di Universitas Navarra di Pamplona, Spanyol.

“Blog dan ponsel pintar telah merevolusi lanskap media global. Lebih banyak orang kini dapat berbagi informasi dan berpartisipasi. Oleh karena itu, perlindungan kebebasan berekspresi menjadi lebih penting dari sebelumnya,“ ditambahkan Orihuela.

Permainan Petak Umpet
Tapi tergantung di mana orang tinggal, karena berbagi pendapat di internet dapat menjadi sesuatu yang berbahaya. Dalam laporan tahun 2013, organisasi Freedom House mencatat semakin dibatasinya kebebasan di dunia maya.

“Kami melihat, masih terjadinya kekerasan terhadap wartawan dan blogger. Kita harus lebih mengawasi hal ini,“ dikatakan Hauke Gierow, kepala bagian kebebasan internet di Reporters Without Borders Jerman.

10 tahun lalu, pengawasan internet merupakan masalah yang dikenal di Cina, Iran dan di negara-negara dengan pemerintahan diktator. Para aktivis dan penentang pemerintah, mereka menyadari pengawasan ini dan harus mengambil langkah untuk menghindari sensor dan terhindar dari cengkeraman pihak berwenang.

“Pemerintah Cina misalnya, menggunakan segala cara untuk mencegah masyarakat mendapatkan akses ke website dan layanan online. Dan permainan petak umpet yang telah berlangsung bertahun-tahun antara pengguna internet dan sensor belum juga berakhir,“ dikatakan Hauke Gierow. We Fight Censorship, satu proyek milik Reporters Without Borders, mencatat 164 aktivis online di seluruh dunia yang kini mendekam di penjara.

Pengawasan Meluas
Setidaknya setelah pembocoran oleh agen dinas rahasia Amerika Serikat NSA, Edward Snowden, semakin jelas bahwa tidak hanya di negara-negara otoriter para pengguna internet harus merasa khawatir akan hak privasi mereka. Dokumen-dokumen yang dibocorkan Snowden menunjukkan bahwa dinas rahasia Amerika Serikat menyadap percakapan telepon, SMS dan email serta data browser warga dunia.

“Apa yang diungkapkan Snowden membuat kita harus berjuang memastikan pertanggungjawaban aksi spionase atas nama pemerintah, aksi yang melemahkan masyarakat dan menghancurkan kepercayaan pengguna internet,” dikatakan Renata Avila, pengacara dari Guatemala dan anggota juri The Bobs.

Runtuhnya Kepercayaan
Warga Amerika Serikat dan warga negara-negara demokrasi lainnya percaya bahwa pemerintah melindungi mereka dari aksi spionase, dikatakan anggota juri The Bobs, Arash Abadpour. Sementara, pengguna internet di Iran sudah menyadari sejak dulu bahwa mereka harus melindungi diri sendiri.

“Apa yang diungkapkan Snowden menunjukkan bahwa kepercayaan ini kadang hanya imajiner,“ kata Abadpour. “Kadang saya juga bertanya, bagaimana sebenarnya bentuk perlindungan dan kepercayaan.“

Namun, sampai bentuk kepercayaan ini tercipta, ditambahkan Avila, masyarakat dunia harus tetap berupaya mencari cara untuk berbagi informasi sekaligus melindungi privasi dan keselamatan mereka.

“Jika media mainstream bungkam, satu blog, yang berkat anonimitasnya jadi terlindungi, mungkin bisa menjadi alat untuk melawan sensor,“ dikatakan Avila.

Pendaftaran The Bobs
Mulai Rabu (05/02/14), kembali The Bobs mencari blog, website serta proyek internet yang memperjuangkan kebebasan berekspresi dan mendukung aktivisme online. Pengguna internet di seluruh dunia memiliki waktu satu bulan untuk mendaftarkan usulan dalam 14 bahasa kompetisi di www.thebobs.com.

Sumber : DW.DE