Search
Close this search box.
Marco Borriello. AP/Andrew Medichini
Marco Borriello. AP/Andrew Medichini

Suarakita.org- Penyerang berkebangsaan Italia, Marco Borriello, yang bersinar di musim ini bersama AS Roma bercerita tentang perjalanan hidupnya. Banyak hal yang diceritakan pemain yang sempat merumput untuk AC Milan dan Juventus itu. Mulai dari isu menyukai sesama jenis sampai kisah tragis pembunuhan sang ayah.

“Ayahku tidak memiliki catatan kriminal. Dia memang pernah meminjam sejumlah uang dan tidak mampu mengembalikannya. Ia terbunuh karena itu,” kata Borriello, Senin, 11 November 2013 seperti dikutip dari harian La Gazzetta dello Sport.

Pada 1993, ayah Borriello, Vittorio Borriello dibunuh oleh kelompok mafia di Italia bernama Camorra. Borriello yang tumbuh di Kota San Giovanni, Napoli, paham betul tempat kelahirannya tersebut merupakan kota yang penuh dengan kelompok mafia. “Aku tumbuh bukan di kota seperti Disneyland, aku tumbuh di tempat seperti hutan belantara.”

Menurut pemain berusia 31 tahun itu, sepak bola menjadi hal yang ampuh untuk mengobati rasa kehilangan sosok ayah. Meski begitu, Borriello yang kehilangan ayahnya ketika berusia 10 tahun tetap merindukan sosok ayah sebagai seorang panutan.

Terkait dengan isu menyukai sesama jenis, Borriello mengatakan di tiga klub besar Italia, AC Milan, Juventus, dan Genoa ada beberapa pemain yang biseksual. “Ya di semua klub tersebut ada pemain yang melakukan hal itu.”

Borriello pun mengakui bahwa dirinya seorang biseksual. Ia mengatakan pernah bersetubuh dengan beberapa pemuda tampan yang ia kenal. Borriello juga sempat dikabarkan memiliki hubungan dengan Bellen Rodriguez, seorang model kelahiran Argentina.

“Waktu itu saya masih pilihan pertama di Italia. Kami tetap berteman hingga saat ini. Saya bahkan mengucapkan selamat atas kelahiran anaknya baru-baru ini,” ucap Borriello.

Terkait dengan isu doping yang pernah menimpa dirinya di musim 2006/2007, Borriello mengatakan masih belum mendapatkan kabar bahwa dirinya benar-benar positif menggunakan zat doping. “Zat-zat seperti steroid katabolic, prednison, dan prednisolon adalah krim untuk sakit punggung yang tidak pernah saya gunakan.”

Sumber : tempo.co