Search
Close this search box.

 

Colin Brigs (Sumber: The Advocate)
Colin Brigs
(Sumber: The Advocate)

Suarakita.org- Pejabat resmi Gereja di Fredericton, Kanada, telah memberitahu seorang pemuda bahwa tida tidak bisa lagi menjadi relawan untuk pelayanan anak  di sana karena dia adalah gay.

Colin Brigss, 20 tahun, telah menjadi relawan di Gereja Crosspoint Wesleyan sejak 2011, seperti dikutip dari laman The Advocate, pada 24 September 2013. Pastor Mark Brewer dan Pastor muda  Nathalie Estey memanggil Colin Brigss untuk sebuah rapat pada Rabu lalu dan  memberitahunya untuk berhenti menjadi relawan.

“Memiliki seorang gay yang terbuka bekerja dalam pelayanan anak dapat menyebabkan beberapa orang tua merasa tidak nyaman,” ujar Brewer pada surat kabar The New Brunswick Beacon, surat kabar mahasiswa di Universitas St. Thomas, Fredericton. Dengan berhentinya  Colin Briggs sebagai relawan, kata Brewer, akan “Menghindari potensi kehebohan”.  Dia bilang pada Collin Briggs bahwa dia tetap dibolehkan untuk datang misa di Gereja Crosspoint.

Colin Briggs tidak yakin akan melakukan itu, meskipun dia tetap mempertahankan kesetiaan pada gereja. “Aku merasa kecewa. Secara pribadi dan terhadap gereja” kata dia pada surat kabar tersebut.

Colin mendapat dukungan dari rekan relawan Caitlin sowers, yang mengatakan pada surat kabar itu, “Hatiku sakit ketika pertama kali mendengar hal itu”.  Dia bilang kalau Colin Brigs itu “Lucu, kreatif dan hebat dengan anak anak”.

Pastor Brewer, dalam bagiannya, membahas situasi itu selama Misa Minggu, dengan mengatakan bahwa liputan berita  mengenai hal ini bisa mengakibatkan “beberapa penilaian yang tidak menguntungkan” untuk Gereja. Dia mengatakan bahwa ketika seorang relawan diminta untuk mengundurkan diri, terkadang “masalahnya lebih dalam dan kompleks dibanding dengan apa yang terlihat pada permukaan”, namun liputan ini secara umum bukan dibuat oleh publik untuk menjaga privasi siapapun yang terlibat. Berdasarkan liputan itu dia mengatakan, “seperti biasa kebanyakan yang and baca di internet tidaklah benar”,  tapi dia tidak mengatakan secara spesifik apa yang tidak akurat. Dia juga mengatakan bahwa Gereja tidak melakukan  mendiskriminasi  dan menerima semuanya, tanpa memperhatikan orientasi seksual atau faktor lainnya. (Gusti Bayu)

 

Sumber: The Advocate