Search
Close this search box.

Konteks Politik di Balik Film “NO”

Nur Iman Subono memaparkan kekuatan politik oposisi dan referendum di Chile (Foto : Rikky/Ourvoice)
Nur Iman Subono memaparkan kekuatan politik oposisi dan referendum di Chile (Foto : Rikky/Ourvoice)

Suarakita.org- Forum muda Paramadina mengadakan diskusi dan pemutaran film “NO” pada Jumat 20 september 2013. Film drama sejarah yang diproduksi pada tahun 2012 ini menceritakan era diktator negara Chile, presiden Augusto Pinochet Ugarte. Pada 11 september 1973, jendral Pinochet melakukan kudeta militer menyingkirkan presiden sosialis Salvador Allende. Sehingga sejak saat itu tidak ada tempat sama sekali bagi kekuatan oposisi maupun institusi demoktasi di Chile. Kemudian pada tahun 1988, atas desakan internasional, mengharuskan Chile melakukan pemunutan suara terkait masa kepresidenannya. Warga Chile akan memilih “Si” (ya) atau “No” (tidak) Pinochet memperpanjang kekuasaannya.

Dengan sumber daya apa adanya dan di bawah pengawasan, pemimpin oposisi kubu “No” membujuk Rene Saavedra untuk memimpin kampanyenya. Iklan kampanye TV ini berlangsung selama 27 malam, di mana masing-masing pihak memiliki 15 menit per malam untuk menyajikan sudut pandangnya. Kampanye “NO” yang diciptakan oleh mayoritas komunitas seni Chile, menciptakan serangkaian presentasi menghibur dan wawasan yang memiliki daya tarik lintas – demografis tak tertahankan.

Acara yang berlangsung di I Pisa Café Mahakam ini mengundang Nur Irman Subono, dosen FISIP Universitas Indonesia sebagai narasumbernya. Disini, pria yang akrab disapa Boni ini menceritakan situasi politik yang terjadi pada negara-negara amerika latin khususnya arus balik politik di Chile. Chile memiliki tradisi demokrasi yang panjang 160 tahun. 3 negara amerika latin yang mengusung demokrasi antara lain chile uruguai dan costa rica. Pada sesi ini, kita akan semakin paham akan bagaimana kekuatan oposisi di Chile dan krisis disana pada masa kekuasaan Pinochet.

Film produksi 2012 yang disutradarai oleh Pablo Larrain ini mengundang banyak pertanyaan dan komentar dari peserta. Mulai dari seputar kasus penculikan, kenapa kudeta di Chile dinamakan “Operasi Jakarta”, efektifitas strategi kampanye melalui iklan hingga perdebatan baik buruknya system sosialis dan demokrasi. Film “NO” berhasil mendapatkan Art Cinema award pada festival Cannes 2012. Film yang berdurasi 1 jam 57 menit ini menjadi pelajaran bagi kita akan situasi politik Chile semasa era Pinoche yang mengusung system otoriter. (Rikky)