Suarakita.org- Uskup-uskup Agung konservatif Kristen Anglikan dari Afrika akan mengadakan konferensi untuk mengatasi masalah pentahbisan gay pada bulan Oktober mendatang.
Konferensi yang diberi nama The Second Global Conference Anglican Future Conference (GAFCON II) akan diadakan di Nairobi, pada 21 sampai dengan 26 Oktober 2013. Konferensi GAFCON pertama kali diadakan pada tahun 2008 di Yerusalem, lima tahun setelah seorang gay, Gene Robinson, ditahbiskan sebagai Uskup di Gereja Epsicopal, New Hampshire. Pentahbisan Gene Robinson ini membuat persekutuan terpecah. Di pertemuan di Yerusalem, Para Uskup Agung mengintruksikan supaya membentuk sebuah provinsi Anglican di Amerika Utara untuk menandingi Gereja Episcopal.
Di samping pentahbisan Uskup gay itu, banyak Uskup Agung Afrika sangat khawatir dengan perkembangan penerimaan same sex union (Pelembagaan Relasi Sejenis) di Barat. Mereka mengatakan bahwa usaha untuk mendisiplinkan Gereja Episcopal tidak sukses dan, sebagai dampaknya, sebuah “kangker spiritual” telah tersebar di provinsi lainnya, temasuk Gereja Anglikan di Kanada, Inggris, Skotlandia, Wales dan Afrika Selatan.
GAFCON II yang diorganisir oleh Keuskupan Nigeria dan Afrika Timur bertujuan untuk mempercepat proses yang telah dimulai di Yerusalem. “Kami telah sukses dalam konsolidasi” kata Uskup Agung asal Uganda, Stanley Ntgali.
Menurut pandangan mereka, konferensi ini berusaha memulihkan ketertiban, intgritas teologis dan kesetiaan pada Bible (Alkitab).
“Kita perlu melihat peruntuhan oleh beberapa gereja atas urutan penciptaan perempuan dan laik laki sebagai salah satu gejala penyakit,” tulis Uskup Agung Anglikan asal Kenya Eliud Wabukala, Ketua Dewan GAFCON dalam sebuah surat untuk konferensi ini tertanggal 22 Agustus, ”Alasannya adalah alasan spiritual”. (Gusti Bayu)
Sumber : Huffington Post