Search
Close this search box.
Near Miss, foto pemenang penghargaan fotografi bergengsi Australia - The Australian Geographic ANZANG Nature Photographer of the Year. (Credit: ABC)
Near Miss, foto pemenang penghargaan fotografi bergengsi Australia – The Australian Geographic ANZANG Nature Photographer of the Year. (Credit: ABC)

Suarakita.org- Foto hitam putih yang mengabadikan gambar dua burung yang saling menghindar karena nyaris bertabrakan di udara, memenangkan penghargaan fotografi bergengsi Australia, beberapa tahun setelah foto itu diambil

Foto yang diberi judul “Nyaris Tabrakan” ini merekam gambar burung osprey (elang) dan spoonbill (sejenis ibis) sedang terbang di langit di atas kawasan lahan basah Mandurah di Barat Australia dan merupakan satu dari 2000 foto yang ikut dalam kompetisi bergengsi tersebut.

Foto itu diambil oleh fotografer amatir David Rennie, yang sekarang dinobatkan sebagai Fotografer Geografi dan Alam Australia ANZANG tahun ini, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Museum Australia Selatan.

Para juri memuji foto tersebut karena berhasil merekam objek dengan sangat tajam sehingga terlihat sangat nyata dan kekontrasan warna objek dengan latar langit yang berawan.

Sang fotografer, Rennie mengatakan dirinya menjadi pengagum satwa burung sejak kecil karena Ia besar di peternakan yang terletak tidak jauh dari kawasan lahan basah Mandurah. Ia menghabiskan waktu selama 3 tahun untuk melacak keberadaan keluarga burung elang dengan kameranya.

“Burung elang itu sedang berusaha menangkap ikan. Dan hari itu, burung tersebut sudah 5 kali meluncur ke air untuk menangkap ikan, tapi tidak pernah berhasil,” ungkap Rennie menceritakan objek bidikannya.

“Setelah usahanya yang ke-5 gagal, burung elang itu berulang kali melihat kearah cakarnya, dibuka dan ditutup, dibuka dan ditutup. Ketika sedang melakukan itu, tiba-tiba secara mendadak datang burung ibis spoonbill yang hendak meluncur ke bawah.”

“Terkejut karena nyaris bertabrakan, sayap kedua burung itu langsung terbuka seperti parasut.”

“Jika anda mempelajari sesuatu cukup lama, maka Anda akan mulai melihat hal-hal yang mereka lakukan dan lama kelamaan anda akan menyadari mereka akan melakukan sesuatu lebih dulu sebelum mereka melakukannya.

“Foto itu merupakan keberuntungan , tentu saja itu keberuntungan, tapi saya berhasil karena berada di sana.

“Sehabis memotret gambar itu, saya berhenti menggunakan kamera saya dan langsung pulang, karena saya tau saya sudah berhasil menjepret gambar yang sangat bagus.”

Hidup sunyi Fotografer

Rennie, yang berjuang melawan gangguan bipolar mengatakan kehidupan sunyi yang dijalani seorang fotografer alam menolong dirinya menghadapi sakit yang dideritanya.

“Dari kecil saya suka sekali melihat buku-buku mengenai burung. Dan saya kerap menghabiskan uang untuk membelinya,” cerita Rennie tentang kecintaannya terhadap satwa burung.

“Ada periode dalam hidup saya ketika saya tidak bisa bekerja sama sekali.. dan selama 3 tahun itu hanya memantau kehidupan burung elang itu saja yang saya lakukan .”

“Saya biasa pergi berminggu-minggu, 3 minggu, tidur selama 2 hari dan kemudian pergi mengambil gambar siang dan malam. Saya belajar memotret di malam hari. Dan saya kembali ke rumah dengan ribuan foto dan ketika itu kegilaan memoto saya akui sedikit tidak terkontrol.”

Rennie mengatakan dirinya sekarang sudah berhenti menekuni fotografi, tapi Ia mengaku tetap bangga dengan penghargaan yang diterimanya.

David Rennie mengatakan dirinya sangat bangga kerja kerasnya selama 3 tahun bisa diabadikan di dalam satu bidikan foto yang sempurna.

“Saya selalu percaya teori.. untuk seribu foto yang di ambil, harus ada satu foto yang akan anda lihat dan langsung terpesona ‘wow’, foto itulah yang menunjukan semua kerja keras yang anda lakukan sebelum mengambil gambar istimewa itu,” ungkapnya.

“Semua bermuara di satu foto.”

Sumber : radioaustralia.net.au