Ourvoice.or.id- Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah membenarkan sosok yang berada dalam video seruan perlawanan terhadap satuan anti teror, Densus 88 di Poso adalah Santoso, tokoh teroris yang saat ini menjadi buron
Kepala Divisi Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno mengatakan Santoso membuat video tersebut di daerah Gunung Biru, Poso Pesisir
“Ini dia buat ada di atas, gambar di belakangnya ini kan hutan-hutan itu di sekitar Gunung Biru, wilayah Poso Pesisir Utara,” kata AKBP Soemarno kepada Wartawan BBC Andreas Nugroho.
Dalam video berdurasi sekitar enam menit, Santoso tampak terlihat menggunakan sorban dan pakaian berwarna hitam serta menggenggam pistol.
Dalam menyampaikan seruannya Santoso tidak sendiri, di belakangnya ada dua orang pengawal yang menggunakan pakaian militer dan mengenakan penutup muka serta membawa senjata laras panjang.
Dalam video ini dia menyerukan perlawanan terhadap polisi yang tengah memburu kelompok ini karena melakukan serangkaian aksi teror.
Kekuatan sedikit
“Antum tidak perlu takut, antum tidak perlu bimbang ketika menghadapi perlawanan terhadap Densus 88,” kata Santoso dalam video itu.
Video bertajuk ‘Risalah untuk umat Islam Poso & dimana pun berada’ diunggah oleh akun Youtube bernama Al Himmah pada 6 Juli 2013, tak lama setelah video tersebut dihapus, akun lainnya bernama Juba Akhmad juga mengunggah video yang sama pada hari Senin (08/07).
AKBP Soemarno mengatakan polisi terus memperketat keamanan di wilayah Poso dan Sulawesi Tengah pasca kemunculan video tersebut.
“Keamanan terus diperketat sejak munculnya aksi bom bunuh diri di Polsek Poso dan sampai saat ini masih belum dikurangi,” jelas Soemarno.
“Saat ini ada satu kompi yang terdiri dari 100 anggota yang tengah melakukan pengejaran terhadap Santoso dan rekan-rekannya di Gunung Biru.”
“Kekuatan Santoso saat ini hanya dua puluh orang tapi simpatisannya memang masih banyak.”
Tunjukan eksistensi
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Ansyaad Mbai mengatakan Santoso sengaja memunculkan video ini untuk menunjukan keberadaannya di tengah semakin sedikit anggotanya.
“Substansinya mereka ingin menunjukan eksistensi karena secara fisik anggotanya itu kan praktis lumpuh dan tinggal beberapa orang saja,” kata Mbai kepada BBC Indonesia.
Ansyad mengatakan operasi polisi yang telah dilakukan sejak Oktober 2012 lalu untuk melumpuhkan anggota jaringan Santoso di berbagai daerah telah membuat kekuatan Santoso berkurang jauh.
“Yang perlu kita cermati di situ adalah mereka masih aktif melakukan aksi teror jadi yang penting upaya pengejaran mereka perlu dilakukan.”
Dia menyangsikan akan ada serangan lanjutan setelah penayangan video ini dari kelompok Santoso.
Santoso alias Abu Wardah sebelumnya diduga terlibat berbagai aksi teror di Poso. Dalam insiden penembakan satu regu Brigadir Mobil di Desa Tambarana pada 20 Desember 2012 lalu, kelompok Santoso diduga terlibat. Insiden penembakan tersebut menewaskan empat orang polisi.
Sumber : BBC
Video berita ini Klik : Risalah Untuk Umat Islam Poso Syaikh Abu Wardah Santoso