Ourvoice.or.id – Kepada Yth. Bapak dan Ibu pengurus Appeal of Conscience Foundation,
Saya adalah seorang pastor gereja Katolik dan profesor Ilmu Filsafat di Jakarta. Kami di Indonesia baru saja mengetahui bahwa organisasi Anda akan memberikan penghargaan ‘World Statesman Award’ atas jasa beliau dalam menciptakan toleransi antar agama.
Ini adalah suatu hal yang memalukan, memalukan untuk organisasi Anda. Ini telah mendiskreditkan semua klaim Anda bahwa organisasi Anda memiliki intensi yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Bagaimana bisa Anda mengambil keputusan seperti itu tanpa terlebih dahulu bertanya kepada orang Indonesia yang sangat peduli pada masalah toleransi agama? Semoga desakan pemerintah Indonesia atau orang-orang yang ada di dekat Presiden bukanlah penyebab Anda mengambil keputusan ini.
Apakah Anda tidak tahu tentang kesulitan yang dialami oleh orang Kristen untuk mendapatkan izin mendirikan tempat ibadah, atau tentang semakin seringnya terjadi penutupan gereja secara paksa, atau tentang semakin banyaknya dibuat peraturan-peraturan yang membuat kaum minoritas semakin sulit untuk beribadah, hal-hal yang menunjukkan meningkatnya intoleransi di level akar rumput?
Lebih jauh lagi, tidak pernahkah Anda mendengar tentang sikap para kelompok religious garis keras terhadap apa yang mereka sebut sebagai ajaran yang menyimpang, seperti komunitas Ahmadiyah atau Syiah? Dan bahwa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah melakukan apapun untuk melindungi kelompok-kelompok ini?
Ratusan orang telah diusir dari rumah mereka di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Saat ini mereka masih hidup menderita di tempat-tempat seperti gelanggang olah raga. Banyak juga orang Ahmadiyah dan Syiah yang telah mati terbunuh (sehingga muncullah pertanyaan, apakah Indonesia akan menjadi hancur juga, seperti apa yang dialami oleh Pakistan dan Iran [dengan bantuan mantan presiden George W. Bush] di mana setiap bulan ratusan umat Syiah dibunuh karena agama mereka?
Apakah Anda tidak tahu bahwa selama ia menjabat sebagai presiden dalam 8 setengah tahun terakhir ini, Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah sekalipun menyampaikan pesan kepada rakyat Indonesia bahwa mereka harus menghormati kaum minoritas? Apakah Anda tahu bahwa dengan memalukannya ia telah menghindari tanggung jawab terhadap semakin maraknya kekerasan terhadap Ahmadiyah atau Syiah?
Lagi-lagi, kepada siapakah Anda berdiskusi dan berkonsultasi sebelum Anda mengambil keputusan untuk memilih Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penerima penghargaan Anda? Apakah motivasi Anda untuk memberikan presiden ini sebuah penghargaan dalam bidang toleransi antar agama ketika ia jelas-jelas tidak memiliki keberanian untuk menjalankan tugasnya dalam melindungi kaum minoritas?
Saya harus memperjelas bahwa saya bukanlah seorang radikal. Saya juga bukan seorang ekstrimis dalam bidang hak asasi manusia (kalaupun orang semacam itu ada). Saya hanya terpana dengan besarnya kemunafikan Anda. Anda sekarang sedang membantu kaum radikal – yang sebetulnya jumlahnya masih sedikit – yang ingin membersihkan Indonesia dari apa yang mereka anggap sebagai sesuatu yang sesat dan bida’ah.
Frans Magnis-Suseno SJ
Berikut versi bahasa Inggrisnya yang kami kutip dari merdeka.com. Pada alinea keempat, Romo Magnis meralat isi suratnya. Tertulis ‘Iran’, seharusnya ‘Irak’, dan koreksi sudah dilakukan.
Ladies and Gentlemen of the Appeal of Conscience Foundation (ACF),
I am a Catholic Priest and professor of philosophy in Jakarta. In Indonesia we learnt that you are going to bestow this year’s World Stateman Award to our President Susilo Bambang Yudhoyono because of his merits regarding religious tolerance.
This is a shame, a shame for you. It discredits any claim you might make as a an institution with moral intentions.
How can you take such a decision without asking concerned people in Indonesia? Hopefully you have not made this decission in response to prodding by people of our Government or of the entourage of the President.
Do you not know about the growing difficulties of Christians to get permits for opening places of prayer, about the growing number of forced closures of churches, about the growth of regulations tha make worshipping for minorities more difficult, thus about growing intolerance on the grassroot level?
And particularly, have you never heard about the shameful and quite dangerous attitudes of hardline religious groups towards so called deviant teachings, meaning members of the Achmadiyah and the Shia communities, and the government of Susilo Bambang Yudhoyono just doing nothing and saying nothing to protect them? Hundreds of their people have under Susilo Bambang Yudhoyono’s presidentship been driven out of their houses, they still live miserably in places like sports halls, there have allready Achmadis and Shia people been killed (so that the question arises whether Indonesia will deteriorate to conditions like Pakistan dan Irak [favor of President G. W. Bush] where every months hundreds of Shia people are being killed because of religious motivations)?
Do you not know that President Susilo Bambang Yudhoyono during his up to now 8 1/2 years in office has not a single time said something to the Indonesian people, that they should respect their minorities? That he has shamefully avoided responsibility regarding growing violence towards Achmadiyah and Shia people?
Again, whom did you ask for information before making you award choice? What could be your motivation to bestow upon this President a reward for religious tolerance who so obviously lacks any courage to do his duty protecting minorities?
I have to add that I am not a radical, not even a “human right extremist” (if such exist). I am just appaled about so much hypocrisy. You are playing in the hands of those – still few – radicals that want to purify Indonesia of all what they regard as heresies and heathen.
Franz Magnis-Suseno SJ