Search
Close this search box.

Ourvoice.or.id– Sejumlah ilmuwan asal Denmark tengah berupaya menciptakan sebuah pengobatan mujarab, yang bisa dipakai secara massal dan terjangkau untuk penyakit paling mematikan: AIDS.

Para peneliti kini melakukan uji klinis untuk menguji “strategi barunya” di mana virus mematikan itu akan dilucuti dari DNA manusia dan dihancurkan secara permanen oleh sistem kekebalan tubuh.

Menurut harian Telegraph, 28 April 2013, langkah ini dinilai sebagai kemajuan dramatis dalam upaya untuk menemukan obat virus HIV yang menyebabkan AIDS.

Saat ini, para ilmuwan tengah melakukan percobaan pada manusia, sambil berharap bahwa cara ini efektif. Sebelumnya, beberapa pengujian telah dilakukan di laboratorium.

Secara teknis, cara ini membebaskan virus HIV dari pusat sel DNA, dan membawanya ke permukaan sel. Setelah sampai di permukaan, sistem kekebalan tubuh alami akan membunuh virus yang dibantu oleh “vaksin” buatan ilmuwan.

Dalam penelitian vitro -menggunakan sel manusia dalam laboratorium- terbukti cara ini sukses pada Januari lalu. Karena itu, Dewan Riset Denmark menghibahkan pada tim peneliti sebesar 1,5 juta poundsterling, setara Rp14,5 miliar untuk segera melakukan uji klinis pada subjek manusia.

Menjanjikan

Dr Ole Sogaard, salah satu peneliti senior di Aarthus University Hospital di Denmark, mengatakan dukungan dari pemerintah menjadi tanda-tanda awal yang menjanjikan.

“Saya hampir yakin, bahwa kami akan berhasil membebaskan HIV itu,” kata Ole. “Tantangannya adalah mendapatkan sistem kekebalan pasien untuk mengenali virus dan menghancurkannya. Ini tergantung pada kekuatan dan sensitivitas sistem kekebalan individu,” terangnya.

Untuk membuktikan teknik baru ini, ilmuwan telah melibatkan 15 pasien. Jika mereka berhasil disembuhkan dari HIV, maka cara baru ini akan diuji pada skala yang lebih luas.

Namun, Dr Sogaard menekankan bahwa vaksin ini tidak untuk membuat orang mnejadi terbuai, merasa bebas melakukan perilaku seks sembarangan, termasuk hubungan seks tanpa kondom atau berbagi jarum suntik. Menurutnya, semua itu tetap menjadi yang terpenting untuk memerangi HIV.

“Dengan pengobatan HIV modern, pasien dapat menjalani kehidupan yang hampir normal, bahkan sampai usia tua, dengan efek samping yang nyaris tidak ada,” jelas Sogaard.

“Namun, jika terapi dan konsumsi obat berhenti, maka HIV bisa menjadi aktif dan menghasilkan lebih banyak virus lebih ganas, yang berarti bahwa gejala dapat muncul kembali dalam waktu dua minggu,” jelasnya. (ren)

Sumber : VIVA.co.id