Ourvoice.or.id –Iringan musik Hadroh (sejenis groups Nasyid) terus melantun dalam acara pengajian dan doa bersama atas rencana pemimpin Pesantren Waria,Maryani(53) menunaikan ibadah Umroh, Selasa, 23/4/2013.
“Saya bersyukur kepada Allah SWT karena dapat menunaikan ibadah Umroh yang sebelumnya tidak terbayang oleh saya untuk dapat melaksanakannya, ungkap Maryani sambil menangis”.
Pengajian dan doa tersebut dihadiri sekitar 150 orang yang berasal dari kelompok waria baik yang dari Yogyakarta, Solo maupun warga masyarakat sekitarnya. Sedangkan keberangkatan Maryani sendiri akan dilaksanakan pada Minggu pagi,26/4/2013.
“Saya senang karena Ibu Maryani bisa menjalankan ibadah Umroh, semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa waria juga dapat melakukan hal-hal yang baik, sama dengan masyarakat lainnya, ungkap salah seorang waria asal Solo”.
Maryani yang dilahirkan dengan nama Maryono adalah seorang transgender pertama di Indonesia yang menunaikan ibadah Umroh ke Mekkah dengan menggunakan identitas sebagai perempuan. Sebelumnya sudah ada juga transgender menunaikan ibadah Haji tetapi menggunakan identitas laki-laki, kecuali Dorce yang menunaikan Haji dengan identitas perempuan yang memang dirinya secara hukum sebagai perempuan, jelas Maryani.
“Karena saya secara identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP), akte kelahiran dan pasport sebagai seorang perempuan maka saya akan menggunakan identitas perempuan saat melaksanakan ibadah Umroh nanti, jelas Maryani dikediamanya Notoyudan-Yogyakarta”. Menurut Maryani, sejauh ini juga tidak banyak mengalami kesulitan dalam pengurusan administrasi keberangkatan Umroh.
Maryani sendiri merasa lebih nyaman memilih sebagai waria di KTP jika memang ada pilihan itu, ungkapnya. Ini identitas perempuan juga pemberian dari aparat pemerintah (kelurahan) yang menguruskan KTP dan akte kelahiran saya, jelas Maryani.
Harapan Maryani jika nanti sampai di tanah suci, saya ingin meminta kepada Allah SWT agar dapat membesarkan anak perempuan saya menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan sholeh, ungkapnya. Selain itu ingin meminta kepada Allah SWT agar dapat diberikan kesehatan sehingga terus dapat membantu teman-teman transgender, tegas Maryani.
Keberangkatan Maryani sendiri dalam menjalankan Umroh dibantu oleh Ibu Dra. Hj Anis Kurniawati, perwakilan travel ArminaReka Perdana di Yogyakarta. Maryani hanya dengan membayar 5 juta rupiah dari biaya yang seharusnya 2.275 US$ untuk keberangkatan Umroh.
“Niat saya membantu mas, untuk orang-orang seperti ibu Maryani yang memang sudah terpanggil oleh Allah SWT, ungkap Anis Kurniawati ketika dihubungi Our Voice via telpon. Apalagi Ibu Maryani orang yang selama ini banyak membantu orang lain, tegas Anis.
Pesantren waria Senin-Kamis sendiri didirikan tahun 2008, merupakan tempat kegiatan pengajian yang dilakukan setiap malam Senin (Minggu malam) dan malam Kamis (Rabu malam) yang khusus bagi kelompok waria yang ada di kota Yogyakarta. Kegiatan pengajian itu meliputi belajar membaca Al-Quran, belajar sholat dan hal-hal tentang kehidupan waria sehari-hari. Sekarang ini pengajian tersebut didampingi oleh seorang ulama bernama Murtidjo.
Pesantren waria Senin-Kamis ini berbeda dengan umumnya pesantren yang para santrinya menginap, kalau ini “hanya” sebuah kegiatan pengajian yang dimulai dari pukul 19.00 sampai 06.00 WIB.
Tujuannya pesantren ini menurut Maryani untuk mengajak para waria agar dapat memberikan kontribusi yang positif pada masyarakat bahwa waria juga berhak untuk beribadah dan melakukan hal-hal yang positif. Selain itu pesantren ini juga untuk mengakomodir para waria yang ingin membangun spritualitasnya yang selama ini tidak diterima ditempat pengajian-pengajian umum, tegas Maryani. (Hartoyo)