Ourvoice.or.id. Lebih dari 100 orangtua kaum gay dan lesbian di China mengirimkan surat terbuka kepada delegasi Kongres Rakyat Nasional China untuk mendesak adanya kesetaraan bagi anak-anak mereka.
Para orangtua itu menyebutkan diri mereka “comrade parents”. Comrade adalah istilah yang digunakan di China akhir-akhir ini sebagai bahasa slang homoseksual. Mereka mengaku cemas dan khawatir atas anak-anak gay mereka yang menurut hukum China tidak diperbolehkan menikah dengan pasangan sejenis.
Tentunya hal itu menjadikan pasangan sesama jenis tidak bisa mendapat hak-hak dan tunjangan yang dinikmati pasangan heteroseksual.
“Fakta bahwa mereka tidak bisa menikah secara resmi membuat situasi semakin sulit saat mereka ingin mengadopsi anak, menandatangani dokumen pasangan mereka, mewariskan aset jika pasangan mereka meninggal atau bahkan membeli apartemen,” begitu bunyi surat tersebut.
“Apakah hukum kita mencoba mendorong kaum homoseksual menikahi heteroseksual? Tidakkah ini dapat membuat masalah sosial yang lebih besar?” demikian kutipan surat itu.
Para orangtua, yang berasal dari berbagai wilayah China, mempublikasikan surat mereka melalui kelompok advokasi berbasis di Guangzhou yang membela kaum LGBT dan menolong orangtua gay.
A Qinag, aktivis kaum gay dan lesbian, mengatakan banyak orangtua yang datang ke organisasinya untuk berkonsultasi setelah tahu anak-anak mereka adalah gay.
“Secara bertahap akhirnya mereka sadar bahwa mereka perlu membantu anak-anak mereka untuk hidup dalam kesetaraan,” katanya.
Walaupun surat itu sudah beredar secara luas di internet dan berbagai media, A Qiang mengatakan dia belum mendapat tanggapan dari pihak Kongres.
Li Yinhe, seksolog dan aktivis hak LGBT, mengatakan bahwa pihaknya memberikan proposal ke Kongres untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
“Kaum homoseksual adalah juga warga China dan mereka juga ingin menikah. Permintaan mereka harus diperhatikan karena hal itu tidak bertentangan dengan hak spil sebagai warga negara,” kata Li dalam proposalnya.
Hak pernikahan sesama jenis menjadi topik hangat di media sosial China minggu ini setelah dua orang lesbian asal Beijing tidak diizinkan mendaftarkan pernikahan mereka pada Senin (25/2) silam.
Sumber : beritasatu.com