Ourvoice.or.id – Sekelompok kecil pasien HIV-positif di Perancis tetap dalam kondisi sehat setelah berhenti minum obat antiretroviral. Pasien-pasien itu memulai pengobatan dalam 10 minggu setelah tertular.
Penelitian di Perancis itu melibatkan 14 orang dewasa, yang dikenal sebagai kelompok Visconti. Mereka memulai pengobatan dalam 10 minggu setelah tertular HIV, dan terus menggunakan obat rata-rata selama tiga tahun.
Dr. Asier Sáez-Cirión, kepala tim peneliti itu, mengatakan, “Mereka bisa mengendalikan infeksi itu tanpa obat, dan kami amati pada sebagian mereka ada penurunan jumlah virus yang ada selama bertahun-tahun. Jadi, mereka tidak menunjukkan gejala-gejala infeksi.”
Penelitian itu menyatakan, dengan diagnosis dini dan pengobatan cepat, sekitar satu dari 10 penderita HIV-positif “pada dasarnya bisa sembuh” –kondisi di mana virus itu belum hilang, tetapi telah berkurang sampai tingkat yang cukup rendah sehingga pengobatan lebih jauh tidak dibutuhkan.
Ke-14 pasien dalam penelitian itu tetap sehat selama lebih dari tujuh tahun.
Awal bulan ini, tim ilmuwan Amerika mengumumkan, mereka telah mengobati seorang bayi yang lahir dengan HIV.
Bayi itu, yang diberi obat antiretroviral dalam waktu 30 jam setelah lahir, juga dinyatakan “pada dasarnya sembuh.”
Sáez-Cirión mengatakan kedua penelitian itu penting. “Kedua penelitian itu pemahamannya sama, yaitu pengobatan dini bisa membantu sebagian orang mencapai kondisi di mana infeksi berkurang setelah diberi obat.”
Namun Sáez-Cirión tetap bersikap hati-hati. Ia mengatakan kebanyakan pasien yang mengikuti cara pengobatan yang sama tidak berhasil mengendalikan infeksi itu. Ia menekankan pentingnya pasien melanjutkan pengobatan. Kebanyakan penderita HIV, katanya, akan mengalami serangan AIDS jika pengobatan dihentikan.
Tim peneliti itu mengatakan tidak jelas mengapa sebagian pasien bisa sembuh sementara lainnya tidak.
Lebih-lebih lagi, kata Saez Cirion, pengobatan dini kerap sulit. “Pengobatan dini di mana-mana sulit. Bukan hanya di negara berkembang di mana yang terpenting adalah tersedianya obat kapan saja. Tetapi bahkan di Perancis, banyak orang yang mengabaikan bahwa mereka tertular virus HIV dan pada saat mereka pergi ke dokter, sudah agak terlambat,” paparnya.
Penelitian tim Perancis itu diterbitkan dalam jurnal Amerika PLOS Pathogens
Sumber : VOA