Search
Close this search box.
Masalah nuklir dan perdamaian dengan Korea Utara disebutkan dalam pidato Park Geun-hye.

Ourvoice.or.id. Park Geun-hye telah disumpah sebagai Presiden Korea Selatan, yang menjadikannya sebagai presiden perempuan pertama di negara tersebut.

Park, yang mengalahkan saingannya dari partai liberal Moon Jae-in pada pemilu Desember diambil sumpah dihadapan puluhan ribu orang yang berkumpul di luar gedung Majelis Nasional.

Dia menggantikan pemimpin Lee Myung-bak, dari partai yang sama Saenuri.

Park merupakan putri dari mantan tokoh berpengaruh di militer Park Chung-hee, yang memimpin Korea Selatan selama hampir dua dekade.

Dia menjadi presiden ditengah memanasnya konflik semenanjung Korea menyusul uji coba nuklir yang ketiga kalinya oleh Korea Utara pada awal bulan ini.

“Uji coba nuklir Korea Utara yang terakhir ini merupakan sebuah tantangan bagi keberlangsungan dan masa depan masyarakat Korea,” kata Park dalam pidato pelantikannya.

“Saya mendesak Korea Utara untuk menghentikan ambisi nuklirnya dan memulai upaya untuk perdamaian dan pembangunan bersama.”

Park menambahkan proses peningkatan kepercayaan dibutuhkan bagi hubungan kedua negara.

“Kepercayaan dapat dibangun melalui dialog dan menghargai janji yang telah dibuat. Ini merupakan harapan saya bahwa Korea Utara mematuhi aturan internasional dan membuat keputusan yang tepat, sehingga proses pembangunan kepercayaan dalam masalah semenanjung Korea dapat berlanjut,” kata dia.

Dalam bidang ekonomi, Park menjanjikan akan memberikan perhatian lebih banyak terhadap “ekonomi kreatif” dalam “demokratisasi ekonomi”.

Kebijakan itu akan mencakup bantuan bagi perusahaan kecil dan menengah.

Sumber : BBC | Indonesia