Ourvoice.or.id. Homoseksualitas adalah “bom waktu di Gereja Katolik,” kata Mark Dowd, seorang mantan biarawan Dominika kepada jurnalis CNN Christiane Amanpour, Senin (25/2). Mark Dowd yang menyatakan diri sebagai gay itu mundur dari keuskupan Dominika beberapa hari sebelum Paus Benediktus XVI menyatakan mundur.
Vatikan mengumumkan pada Senin (25/2) bahwa Uskup Agung Skotlandia mengundurkan diri, sehari setelah surat kabar Inggris menerbitkan tuduhan pelecehan seksual dengan imam lainnya selama puluhan tahun. Seorang Kardinal Amerika juga tengah menghadapi tuduhan serupa. Dan surat kabar Italia selama akhir pekan lalu menerbitkan rekening mesum praktik homoseksualitas dan pemerasan dalam hirarki Gereja.
Tuduhan terakhir datang dari ‘komplotan’ rahasia imam gay, yang menjuluki rangkaian perilaku di atas sebagai skandal “Vati-leaks”.
“Bila Anda memiliki kerahasiaan dan rasa bersalah dan represi,” kata Dowd, “Anda akan memiliki kondisi yang mendorong potensi pemerasan dan manipulasi.”
Dowd, yang kini seorang jurnalis, mengungkap bahwa “kumpulan besar lelaki gay” kini terwakili dalam Gereja. “Sekitar setengah,” katanya, “jika tidak lebih, dari semua orang yang tertarik ke seminari dan imamat adalah gay.”
Dowd mengatakan dasar klaimnya adalah percakapan on dan off-the-record dengan anggota Gereja, serta pengalaman pribadi.
Meski mengundurkan diri, uskup agung Skotlandia, Kardinal Keith O’Brien, menyangkal tuduhan dikenakan terhadap dirinya oleh sesama imam.
“Kami tidak tahu semua detail. Kami hanya tahu apa yang telah dilaporkan lewat media,” kata Pastor Tom Rosica, juru bicara Vatikan kepada CNN. “Tentu saja ini bukan saat yang menyenangkan bagi seluruh gereja. Bila satu anggota menderita, kita semua menderita. ”
Penderitaan tentu tampaknya tidak akan mereda. Skandal seks kalangan Gereja ini telah terungkap beberapa tahun belakangan. Namun pengunduran diri Paus Benediktus XVI tampaknya telah mengundang dugaan yang lebih serius soal itu
Mantan wartawan Vatikan, Marco Politi, menyatakan pengunduran diri Paus Benediktus XVI itu sebagai “tindakan terakhir dari serangkaian krisis.”
Sumber : atjehpost.com