Oleh: Titiana Adinda (*.
Kekerasan dapat terjadi tidak hanya pada relasi heteroseksual tetapi juga dapat terjadi pada relasi homoseksual. Di dalam relasi personal tersebut yang pasti salah satu pihak yang mendominasi dan biasanya didasari oleh perasaan cinta. Tetapi dalam relasi tersebut, tidak terjadi hubungan yang setara. Ada pihak yang lebih berkuasa dari yang lain. Sehingga menyebabkan terjadinya kekerasan dari satu pihak karena merasa lebih berkuasa dari pasangannya.
Kekerasan itu biasanya terdiri dari:
Kekerasan Fisik
Terjadi upaya kekerasan yang menyebabkan luka pada tubuh pasangannya. Biasanya bentuknya adalah pemukulan, penamparan, menendang anggota bagian tubuh dan tindakan lain yang menyebabkan luka. Contohnya adalah yang terjadi di Larangan, Ciledug pada hari Jumát, 8 Februari 2013. Seorang pria homo dipukuli pasangannya hingga bibirnya terluka karena menolak berhubungan seksual. poskotanews.com
Kekerasan Psikis
Pasangan kerap kali menghina, sering merendahkan dan membuat down serta cemburu berlebihan. Pelaku sering melontarkan kalimat penghinaan, bahkan sering memaki pasangannya. Dia ingin mengetahui seluruh aktivitas pasangannya. Dari mulai email, facebook, twitter dan telepon genggam sering sekali dipantau. Bahkan pasangan memaksa untuk mengetahui password dari akun email, facebook dan twitter serta sering kali membaca sms atau bbm di telepon gengam.
Semua dilakukan untuk mengontrol pasangannya. Jika didapati hal-hal yang tidak berkenan di hatinya maka bukan tidak mungkin terjadi proses penyelidikan yang berlebihan, pertanyaan-pertanyaan yang menyerang dan menyudutkan hingga terjadilah pertengkaran hingga tidak menutup kemungkinan terjadi kekerasan fisik.
Kekerasan Seksual
Dapat dikatakan telah terjadi kekerasan seksual jika terjadi pemaksaan hubungan seksual di saat tidak ingin atau sedang sakit. Juga terjadi pemaksaan gaya saat berhubungan seksual yang membuat perasaan korban tidak nyaman dalam melakukannya.
Kekerasan Ekonomi
Termasuk ke dalam kekerasan ekonomi jika terjadi pembatasan akses untuk bekerja mencari penghasilan karena pelaku berpikir dengan memiliki ketergantungan secara financial, maka akan lebih mudah dikontrol dan dikuasai. Atau juga malah sebaliknya terjadi eksploitasi ekonomi. Pelaku kerap kali meminta uang kepada korban dengan berbagai alasan. Dan eksploitasi tersebut bisa terjadi dengan berbagai macam rayuan bahkan menggunakan bahasa ‘meminjam’ untuk nanti dikembalikan. Tentu saja itu dilakukan untuk mengelabui korban hingga mau memberi uangnya.
Biasanya kekerasan itu hanya terjadi sekali tetapi berulang kali. Apalagi jika korban membiarkan kekerasan itu terjadi. Jadi semua tergantung dari kita, apakah kita mau tetap menjadi korban kekerasan atau ingin menghentikan kekerasan ini. Anda berhak atas relasi yang bebas dari kekerasan. Saatnya kita mengatakan TIDAK untuk segala bentuk kekerasan. (TA)
(* Titiana Adinda adalah seorang penulis yang saat ini bekerja di Our Voice sebagai Finance Officer.