Search
Close this search box.
Liu Qianping saat menjadi model pakaian untuk toko online cucunya.

Ourvoice.or.id. Saat kakek Cina lain menghabiskan waktu dengan berlatih tai chi dan bermain mahjong, Liu Qianping justru menikmati karirnya sebagai model. Tak tanggung-tanggung, kakek berusia 72 tahun ini berpose memperagakan pakaian wanita

Dalam sebuah pemotretan untuk koleksi musim gugur, mantan petani dari Hunan ini berpose dalam balutan stoking hijau berenda dengan busana pink berhiaskan bulu-bulu putih di pinggirnya.

Peragawati dadakan bertinggi 154 centimeter ini sontak menjelma menjadi sebuah meme atau sensasi–baik di internet maupun TV. Fotonya diedarkan oleh jutaan warga di jejaring sosial Cina dan acara bincang-bincang TV.

Ia menjadi tenar berkat cucunya, Lu Ting, seorang penjual busana yang sudah berbulan-bulan kesulitan mencari model guna meningkatkan penjualan toko onlinenya tanpa merogoh kocek terlalu dalam. “Dia begitu langsing,” ujar Lu tentang kakeknya yang hanya berbobot 50 kg. Ia mengatakan kakeknya terlihat cakep mengenakan busana merah tua dan berterima kasih karena sang kakek sukses meningkatkan penjualan bajunya hingga empat kali lipat dalam beberapa minggu terakhir.

Ketenaran Liu dalam dunia modeling mencerminkan perubahan adat istiadat dalam sebuah masyarakat yang cepat menua. Kakek unik ini –yang bepergian dalam setelan standar dan dasi kupu-kupu jika sedang tidak ingin memakai busana satin merah muda – adalah satu dari sekian manula Cina yang sangat familiar dengan pergolakan budaya. Mereka telah menyaksikan sejumlah perubahan tak terbayangkan, mulai dari bertahan dari bencana kelaparan hingga menjamurnya makanan cepat saji. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak warga akhirnya tak lagi peduli dengan norma-norma konvensional yang menjadi stereotype manula Asia konservatif.

Manula ekshibionis Cina tersebut kini menjadi fenomena dunia hiburan, bahkan menjadi pionir genre baru dalam situs video Cina bernama laolaiqiao. Jika diterjemahkan dari bahasa Mandarin, istilah itu berarti “orang tua yang melakukan hal-hal seperti anak muda yang bahkan tak dilakukan anak muda.”

Pada Mei 2011, Bai Shuying, nenek berusia 65 tahun, duduk di puncak peringkat laolaiqiao saat ia menirukan gaya Michael Jackson –dengan goyang pinggul dan tarian khas MJ lainnya – dalam acara populer “China’s Got Talent”.

“Saya melihatnya di TV dan langsung tahu bahwa nasib kami saling terhubung,” ujar Bai mengenai Michael Jackson.

Empat bulan kemudian, sebuah paduan suara amatir manula menjadi terkenal di internet karena menyanyikan rendisi “Bad Romance”, single terkenal milik Lady Gaga. Acara ini merupakan bagian dari tayangan festival nasional pertengahan musim gugur.

Cucunya mengatakan penjualan tokonya meningkat empat kali lipat. Liu yang memilih busananya sendiri. Simak bagaimana sesi pemotretan kakek Liu di sini.

Televisi Satelit Henan menggelar ajang adu bakat mingguan yang menampilkan manula-manula bersemangat. Salah satunya adalah Zheng Xueming, 74 tahun, yang dapat memainkan bola tenis dengan lututnya selama berjam-jam. Produser “Golden Dream Stage” –acara tersebut– mengatakan pada awalnya susah menemukan manula berbakat. Namun setelah beberapa episode, mulai banyak manula yang mendaftar. Lebih dari 700 manula telah memasukkan namanya dalam topi yang muncul dalam GDS.

Menurut Lu, kakeknya memiliki bakat terpendam menjadi model. Setelah 40 tahun berjibaku dengan sawah, kakek Liu kini sangat senang membantu keluarganya mencari uang tambahan. Meski ia harus mengenakan terusan berhiaskan mutiara atau memakai rambut pirang palsu. Ia tidak khawatir terhadap tanggapan orang-orang.

“Suatu saat cucu saya mendapat kiriman pakaian dalam jumlah banyak. Saya mengambil beberapa dan memakainya karena bagus. Saya terlihat tampan,” ujar Liu.

Setelah tenar di Internet pada November, Liu juga mulai tampil di TV. Baru-baru ini ia disambut meriah penonton di studio saat tampil dalam acara “Know Your Roots” di TV Satelit Henan di Beijing. Hal ini karena ia menari “Gangnam Style” versinya sendiri saat masuk panggung.

Kakek Liu, yang juga penggemar videogame online, menikmati masa-masa ini. “Dulu kami tidak memiliki semua ini, negeri ini belum maju,” ujarnya seraya menggambarkan hari-harinya saat masih menjadi petani pada tahun 1950an dan 60an sebagai tahun penuh kepahitan dan kelaparan. “Tidak bisa dibandingkan dengan masa kini. Hidup sekarang sangat kaya,” tambahnya.

Jadi, apa di balik menjamurnya manula-manula ceria ini? Menurut Peng Xizhe, akademisi di Universitas Fudan di Shanghai yang mempelajari masalah penuaan, fenomena ini merupakan hasil dari diversifikasi budaya yang dilakukan Cina usai membuka ‘tirai bambunya’ pada akhir 1970an.

Menurut Peng, warga Cina yang memasuki usia 60an dan 70an sekarang seperti baby boomer di Amerika Serikat (AS), generasi yang lahir sesaat setelah Perang Dunia II usai. Mereka adalah generasi campuran antara masyarakat Cina kaya pasca-Mao dan lonjakan ekonomi AS pasca perang. “Sama seperti baby boomer, ide-ide budaya versi manula Cina sekarang sangat berbeda dengan konsep yang dianut orang tuanya,” ujar Peng.

Pengguna Internet Cina kebanyakan memuji Liu, beberapa di antaranya membandingkannya dengan perancang busana asal Jerman, Karl Lagerfeld. Kendati demikian, pemakaian pakaian wanita olehnya masih memicu perdebatan. Di Cina –sebuah negara yang menghormati manulanya – sejumlah komentator acara bincang-bincang TV menganggap fenomena Liu sebagai hinaan terhadap tradisi. Beberapa kritikus online menuding Lu mengeksploitasi kakeknya demi keuntungan semata.

Apa tanggapan Liu? “Omong kosong. Cucu saya menghormati saya. Ia hanya meminta saya memakai busana yang saya anggap bagus,” ujarnya.

Meski demikian, ia memiliki batasan. Ia menolak menunjukkan lehernya dalam foto dan ia sendiri yang menata gaya berpakaiannya. “Saya yang memilih kombinasinya. Saya memiliki selera pemilihan busana yang bagus, blus apa dipasangkan dengan rok apa,” ujarnya tegas.

Beberapa rekan manula Liu pasca-Mao justru terkesan dengan kerelaannya. Bahkan, ada yang kagum dengan penampilannya.

“Pasti foto ini di-Photoshop kan? Kakinya sungguh kecil,” ujar Yang, warga Beijing berusia 62 tahun secara takjub. Yang hanya mau diidentifikasi dengan nama belakangnya.

Sementara itu Yang Kunfu, mantan tentara berusia 80 tahun dari propinsi Sichuan mengomentari Liu yang nampak lebih baik mengenakan busana tertentu. “Oh, dia terlihat lebih gendut di gaun itu,” ujar Yang seraya menunjuk cape oranye sepanjang lutut.

Konsep pria-berbusana wanita dan sebaliknya tak sepenuhnya asing dalam budaya Cina. Sebelum 1940an, peran wanita dalam opera di Beijing justru dimainkan oleh pria.

Semua ketenaran ini nampaknya mulai mengganggu Liu, yang kini membatasi pemotretan media menjadi hanya satu atau dua busana. Dulu ia berpose hingga enam atau baju saat koran atau stasiun TV datang meliput. Namun, ia mengaku bahagia namanya dikenal orang.

Lu yakin bahwa kakeknya memiliki bakat model, setidaknya lebih dari ayahnya. Ketika ditanya apakah ayahnya mungkin menjadi sensasi dunia permodelan Cina selanjutnya, Lu berkata “Oh, dia tak mungkin jadi model, ia punya perut buncit.”

Sumber : wsj.com