Search
Close this search box.

Ioanes Rakhmat: Sejarah Eksklusif Bangsa Yahudi

Ourvoice.or.id – Ioanes rakhmat (53), seorang ahli kajian sejarah Yesus alumni Universitas di Belanda yang pernah menjadi pendeta tetapi kemudian meninggalkan karena ingin bebas berpikir kritis. Kali ini Ioanes akan mengupas tentang sejarah Yahudi, mengapa bangsa Yahudi sangat ulet, punya tekad kuat dan kenyal, tak lenyap dari pentas sejarah. Ulasannya disampaikan dalam accunt twitter @ioanesrakhmat, 2/2/2013.

Berikut pemaparannya yang berhasil Ourvoice kumpulkan. Bangsa Yahudi kuno kerap dijajah bangsa-bangsa asing besar di sekitarnya dan minimal pernah 2 kali dibuang di negeri-negeri asing:

1. Bangsa Yahudi kuno kerap dijajah bangsa-bangsa asing besar di sekitarnya dan minimal pernah 2 kali dibuang di negeri-negeri asing.
2. Pengalaman pahit dijajah dan dibuang ini tentu telah membangun suatu “mentalitas kejuangan” dalam memori dan kesadaran kolektif mereka.
3. Era yang paling berpengaruh dalam kesadaran kolektif historis bangsa Yahudi adalah era pembuangan di Babilonia (Irak modern) pada abad 6 SM.
4. Dalam kurun pembuangan di Babilonia ini (587-538 SM), identitas Yahudi sebagai bangsa sekaligus sebagai agama dibangun dan dikokohkan.
5. Dalam era pembuangan di Babilonia inilah kelima kitab Taurat Yahudi (dari Kejadian sampai Ulangan) plus kitab Yosua ditulis.

6. Tentu, ketika 5 kitab Taurat dan kitab Yosua (seluruhnya dinamakan Hexateukh) disusun, berbagai sumber sastra tua dipakai dan disatukan.
7. Dalam era pembuangan di Babilonia ini, bangsa Yahudi menegaskan status eksklusif mereka sebagai umat pilihan dan bangsa kesayangan Allah.
8. Penegasan sebagai bangsa, umat pilihan dan kesayangan Allah tentu penegasan religiopolitik untuk mengkonsolidasi umat di suatu negeri asing.
9. Doktrin sebagai bangsa pilihan dan kesayangan Allah membangun kebanggaan tersendiri dan kohesi pada bangsa Yahudi di tanah pembuangan.
10. Berbagai kisah fiktif disusun untuk memberi ilustrasi grafis latar belakang status bangsa Israel sebagai umat dan bangsa kesayangan Allah.

11. Mitos terakbar yg disusun untuk memberi landasan status keterpilihan bangsa Israel oleh Allah dari antara segala bangsa, ada dua:
12. Mitos pertama adalah kisah fiktif ttg keterpanggilan Abraham/Ibrahim oleh Allah untuk mengawali kelahiran suatu bangsa besar terpilih.
13. Mitos akbar kedua adalah kisah tentang pembebasan bangsa Yahudi dari perbudakan di Mesir lewat heroisme nabi Musa yang diutus Allah.
14. Masuk ke dalam jenis mitos yang sama adalah kisah Yakub bertarung dengan Allah yang dimenangkan oleh Yakub, yang darinya 12 suku Israel dilahirkan.
15. Selain foundational myths itu, sunat, kesucian hari Sabat, dan aturan makanan halal dan haram, juga ditetapkan sebagai ciri khas Yahudi.

16. Pada era pembuangan di Babilonia ini juga tawhid Yahudi disusun dan diikrarkan sebagai identitas sekaligus pemersatu bangsa Yahudi.
17. Monoteisme teoretis Yahudi dibangun mula-mula oleh seorang nabi tak dikenal, lazimnya diberi nama Deutero Yesaya, pada era pembuangan.
18. Monoteisme Yahudi dikembangkan lebih jauh oleh Nabi Yehezkiel, juga dalam era pembuangan di Babilonia.
19. Bangsa Yahudi mengikrarkan syahadat tawhid mereka dalam pernyataan pendek tentang keesaan Allah Israel, syahadat yang dikenal sebagai Shema.

20. Mengapa Tawhid sampai dilahirkan Israel di era pembuangan padahal sebelumnya mereka menerima banyak ilah?
21. Tawhid Yahudi adalah suatu konsekwensi logis dari keyakinan Israel bahwa mereka adalah satu-satunya bangsa pilihan Allah semesta alam.
22. Bangsa Israel hanya bisa menjadi satu-satunya bangsa pilihan Allah jika dalam jagat raya ini hanya ada SATU ALLAH saja.
23. Jika dalam jagat raya ada banyak Allah, maka otomatis akan ada banyak klaim yang bersaingan sebagai bangsa pilihan masing-masing Allah.
24. Nasionalisme yang chauvinistik Yahudi kuno melahirkan tawhid Yahudi. Sosiologi lahirkan teologi, atau teologi justify sosiologi.
25. Nasionalisme religius yang chauvinistik diperlukan bangsa Yahudi pada era pembuangan untuk membendung pengaruh kuat dunia pagan Babilonia.

26. Dalam era pembuangan ini, bangsa Yahudi didesak kuat oleh keperluan untuk tampil beda dari bangsa kafir Babilonia dalam nyaris segala hal.
27. Bukan hanya bangsa Yahudi khas, tapi Allah mrk juga tak tertandingi sebagai sang Khalik satu-satunya, di tengah politeisme Babilonia.
28. Dalam kisah penciptaan langit n Bumi dlm Kejadian 1-2:4a, bahkan seluruh panteon Babilonia disepelekan hanya sebagai benda-benda mati.
29. In short, era pembuangan di Babilonia pada abad 6 SM telah menjadi konteks lahirnya nasionalisme religius chauvinistik Israel kuno.
30. Ketika Babilonia ditaklukkan Persia, akhirnya bangsa Israel yang dalam pembuangan diperkenankan kembali ke tanah asal mereka, Palestina.

31. Pada era pasca-pembuangan inilah bangsa Israel mengambil kebijakan menutup diri dari pergaulan internasional. Mengapa?
32. Tipikal worldview religius Israel kuno adalah bahwa kalau mereka mengalami keadaan buruk, ini terjadi sebagai hukuman Allah mereka.
33. Pembuangan di Babilonia dipandang mereka sebagai suatu hukuman Tuhan atas dosa-dosa mereka sebagai suatu bangsa.
34. Dosa-dosa yang mereka bayang-bayangkan adalah mereka tidak menjaga kemurnian agama dan etnisitas mereka sebagai umat Allah.
35. Kontaminasi etnis dan religius ini terjadi karena mereka membuka pergaulan luas dengan bangsa-bangsa Pagan di sekitar mereka yang berpengaruh buruk.


36. Etnisitas mereka jadi tak murni lagi lewat kawin campur dan agama mereka jadi sinkretistik karena menyerap unsur-unsur agama kaum Pagan.
37. Kontaminasi etnisitas dan agama ini mereka persepsi sebagai dosa besar mereka kepada Allah yang membuat Allah membuang mereka ke Babilonia.
38. Tentu, pandangan mereka bhw mereka kerap dijajah dan dibuang ke tanah asing karena dosa-dosa mereka kepada Allah, sangat simplistik.
39. Teologi memang punya karakter semacam itu: kerap menyederhanakan masalah yang sebenarnya kompleks dan multidimensional.
40. Terjajahnya bangsa Israel dan dibuangnya mereka ke Babilonia tentu tak dapat dilepaskan dari percaturan politik dan militer dunia internasional.

41. Letak geografis yang strategis dan suburnya kawasan Bulan Sabit Mesopotamia, membuat Palestina jadi incaran negeri-negeri besar tetangga.
42. Selain itu, pilihan politis dan militer untuk berkoalisi dengan keliru bersama negeri-negeri tetangga, juga memicu intervensi militer terhadap Israel.
43. Ditinjau dari sejarah politis, sangat bisa dipahami jika Israel kerap menjadi bulan-bulanan negeri-negeri besar sekitarnya.
44. Jadi, bukan dosa terhadap Allah yang membuat Israel kerap dijajah dan beberapa kali dibuang ke tanah asing, tapi karena geopolitik internasional.
45. Kembali ke era pasca-pembuangan, era di mana Israel menutup diri dari pergaulan internasional supaya etnisitas dan agama mereka tetap puritan.

46. Politik pintu tertutup dalam pergaulan internasional di era pasca-pembuangan ini kerap disebut sebagai “partikularisme Israel.”
47. Tetapi bermunculan juga kalangan yg melawan partikularisme Israel dan membela universalisme.
48. Dalam universalisme, Allah YME bangsa Yahudi dipercaya juga sebagai Allah dunia bangsa-bangsa secara universal.
49. Para pembela universalisme menginginkan politik pintu terbuka dijalankan oleh negeri Israel di era pasca-pembuangan.
50. Para pembela universalisme dengan tak putus-putusnya mengingatkan bahwa Israel menjadi bangsa pilihan Allah untuk membawa berkat bagi dunia.

51. Bagi kaum universalis, mustahil Allah bangsa Yahudi dikerangkeng dalam penjara agama mereka dan mereka mau membongkar penjara ini.
52. Pertarungan aliran universalis versus aliran partikularis sangat nyata diungkap dalam kitab Yunus dalam Tanah Yahudi.
53. Pada tahun 333 SM, pasukan Aleksander Agung menyerbu Palestina dan menaklukkan mereka, era Helenisme pun dimulai atas tanah Yahudi.
54. Helenisme melanda tanah Yahudi bukan karena dosa mereka terhada Allah, tapi karena Aleksander Agung ambisius menanamkan kebudayaan Yunani dengan luas.
55. Helenisasi dilancarkan Aleksander Agung dengan sangat luas, dan kampanye militernya bahkan sampai mencapai India dan terhenti di sana.

56. Prestasi militerisme pan-helenis Aleksander Agung sangat luar biasa, mencakup wilayah seluas yang pernah dicapai Napoleon Bonaparte.
57. Di bawah para pengganti Aleksander Agung, Helenisasi terus dilancarkan dengan gencar atas bangsa Yahudi yang ternyata melawan dengan keras.
58. Dalam sejarah Yahudi, perlawanan bangsa Yahudi atas Helenisme itu dikenal sebagai Pemberontakan Makabe, karena dipimpin keluarga Makabeus. Dalam sejarah inilah mulai dikenalkan dengan konsep doktrin bahwa berperan membela bangsa akan mendapatkan surga. Artinya, jika jika Anda mati syahid membela agama dan bangsa, kematian Anda tak akan sia-sia karena Anda akan diberi pahala surga. Doktrin ini ternyata efektif untuk memacu pejuang Makabe.

Sampai tulisan ini di upload dalam website ini, @ioanesrakhmat masih terus memberikan pendapat tentang sejarah bangsa Yahudi. Bagi yang ingin berpendapat dan mengikuti lebih jauh tentang sejarah bangsa Yahudi dapat ikuti di twitter Ioanaes. Semua tulisan yang di upload tidak sedikitpun mengubah maksud dari tulisan aslinya, Ourvoice hanya memotong beberapa point yang kami rasa sudah dijelaskan dalam point sebelumnya.