Search
Close this search box.

Ourvoice.or.id. Setelah pidato Obama dalam inaugurasi pelantikannya, saat semua orang dari kelompok LGBT merasa terharu karena mendapat perhatian dari orang nomor 1 di USA, seorang anak transgender yang bernama Sadie mengungkapkan keresahan hatinya dan sedikit merasa kecewa karena tidak menyebutkan secara verbal tentang transgender.

Berikut curahan hati Sadie yang belum sempat saya terjemahkan.

“The world would be a better place if everyone had the right to be themselves, including people who have a creative gender identity and expression. Transgender people are not allowed the freedom to do things everyone else does, like go to the doctor, go to school, get a job, and even make friends.

Transgender kids like me are not allowed to go to most schools because the teachers think we are different from everyone else. The schools get afraid of how they will talk with the other kids’ parents, and transgender kids are kept secret or told not to come there anymore. Kids are told not to be friends with transgender kids, which makes us very lonely and sad.

When they grow up, transgender adults have a hard time getting a job because the boss thinks the customers will be scared away. Doctors are afraid of treating transgender patients because they don’t know how to take care of them, and some doctors don’t really want to help them. Transgender patients like me travel to other states to see a good doctor.

It would be a better world if everyone knew that transgender people have the same hopes and dreams as everyone else. We like to make friends and want to go to school. Transgender people want to get good jobs and go to doctors like they are exactly the same. It really isn’t that hard to like transgender people because we are like everyone else.”

Di balik essay Sadie ini, saya salut terhadap ibunya yang selalu memberi dukungan dan penguatan untuk Sadie. Dialah ibu yang diinginkan semua orang terutama anak-anak LGBT. Pasti tidak ada anak-anak LGBT yang akan lari dari rumah bila semua memiliki ibu seperti Sage.

“Sadie begitu bangga kepada Presiden Obama yang telah memasukkan komunitas gay dalam pidato pelantikannya pada hari Senin kemaren, namun ia merasa sedikit kecewa karena komunitas trans tidak dimasukkan,” kata Sage, ibu Sadie, kepada The Huffington Post pada hari Selasa. “Itu yang menginspirasinya untuk menulis pidatonya sendiri” Pidato Sadie ini sudah menyebar luas dan mendapat tanggapan yang luar biasa. Dia menjelaskan secara gamblang apa yang dia rasakan, kesedihannya dan harapannya.

Sadie beralih dari laki-laki menjadi perempuan saat masih duduk di TK. Karena banyak hal; penolakan sekolah, guru-guru yang kurang bisa memposisikan diri, kekerasan verbal dari teman-teman, dan lain-lain, saat ini Sadie yang telah duduk di kelas 5, bersekolah di rumah (home schooling). Sadie adalah seorang vegetarian (Vegan A), dia mencintai segala sesuatu yang “melindungi lingkungan,”, dia juga gemar membaca, berenang, basket dan berkirim sms dengan teman-temannya. Dia menyukai lagu-lagu Lady Gaga, Pink dan Justin Bieber dan ingin bekerja untuk Green Peace saat ia besar nanti. Dia juga ingin menjadi seorang ibu.

Meskipun Sadie telah didiskriminasi secara terbuka, ibunya mengatakan bahwa Sadie “tidak malu menjadi dirinya sendiri” Sage menambahkan, “Aku selalu ‘siap’ setiap kali kita pergi keluar karena aku tidak pernah tahu kapan dia akan menyerang percakapan orang-orang di depan antriannya. Ketika dia berbicara dengan orang-orang, dia memperkenalkan dirinya sebagai, ‘Hai, aku Sadie, warna favoritku merah muda, aku vegan, dan aku transgender. Anda siapa?”

Sage mengatakan ia mendorong Sadie untuk menulis esai karena dia pikir hal itu akan membantunya memperkuat diri sendiri dalam mengatasi perasaan-prasaan yang menindasnya. Sage ingin Sadie menyadari bahwa dia memiliki “SUARA”. “Impian saya untuk dia adalah untuk kebahagiaannya. Hanya itu. Aku hanya ingin dia BAHAGIA.”

Salut buat Sadie dan Sage. God bless you both!

Sumber : apaja.wordpress.com