Ourvoice.or.id. Berniat menolong pasangan lesbian untuk mendapatkan momongan, pria asal Kansas, Amerika Serikat malah terlibat masalah hukum. William Marotta yang menyumbangkan sperma kepada Jennifer Schreiner dan Angela Bauer kini harus bertanggung jawab untuk membiayai hidup anak mereka.
Padahal, sewaktu Marotta memberi spermanya, ia telah ‘wanti-wanti’ lewat perjanjian tertulis dengan si pasangan lesbi agar dirinya tidak dilibatkan untuk anak yang mereka lahirkan.
Pemerintah Negara Bagian Kansas melayangkan petisi ke Marrota agar ia bertanggung jawab dan menanggung biaya hidup Schreiner, bocah 3 tahun yang dilahirkan pasangan lesbi Schreiner dan Bauer.
Marotta dinilai melanggar hukum karena menyumbangkan sperma tidak melalui dokter secara resmi. Mekanik mobil balap itu memberikannya air maninya itu lewat sebuah ‘wadah’ biasa, tanpa peralatan resmi dokter. Hukum Kansas menyebutkan seorang pria harus menyumbangkan spermanya melalui jalur resmi.
Oleh karena itu, Pengadilan Kansas menuntut Marotta untuk membayar biaya lahir dan biaya hidup Schreiner sebesar US$ 6 ribu atau Rp 57,9 juta.
“Ini tidak seperti yang kuduga. Hal pertama yang kupikirkan saat menyumbang sperma adalah untuk kebaikan. Niatku baik,” kata Marotta, seperti dilansir Inooz, Kamis (3/1/2013).
Direktur Badan Hak Asasi Lesbian Nasional, Shannon Minter menyatakan tindakan pengadilan tidak adil. “Ini tidak adil, Kansas jelas ingin mencari uang soal donor sperma,” katanya.
Menurut Minter, tuntutan seperti ini dapat membuat pria ‘kapok’ untuk menyumbangkan spermanya lagi. “Ini juga bisa mengakibatkan kepercayaan seseorang terhadap hukum memudar. Sebab hukum telah dicampur dengan uang,” tuturnya.
Pengacara Marotta, Ben Swinnen menegaskan kliennya itu berniat tulus hanya untuk membantu Schreiner dan Bauer.
“Awalnya Marotta membaca iklan di Craigslist tentang penawaran US$ 50 bagi yang ingin mendonor sperma. Namun Marotta bersedia menyumbangkannya tanpa bayaran. Tapi, kenapa jadi begini,” ucapnya. (Riz)
Sumber : liputan6.com