Ourvoice.or.id. Sebuah pengadilan Taiwan pada Kamis menunda-nunda putusan mengenai pasangan gay yang ingin pernikahan mereka terdaftar, dengan mengatakan akan menyampaikan kasus kontroversial tersebut kepada badan tinggi yudisial pulau tersebut.
Kasus ini banyak digambarkan sebagai “tonggak” yang potensial untuk memberikan hak-hak kaum gay, karena dapat menghasilkan hukum perkawinan sesama jenis pertama yang legal di Asia.
“Pengadilan mempersiapkan untuk meminta Hakim Agung menjelaskan lebih lanjut atas kasus ini,” ujar seorang pejabat di Pengadilan Tinggi Administratif Taipei.
Sidang akan dilakukan satu kali lagi pada 15 Januari untuk menyelesaikan keputusan untuk meneruskan kasus tersebut kepada Hakim Agung, yang umumnya dianggap sebagai tingkat tertinggi dalam sistem hukum Taiwan yang kompleks, yang berdiri di atas Mahkamah Agung.
Chen Ching-hsueh dan rekannya Kao Chih-wei sebelumnya pada tahun ini mengajukan komplain pada pengadilan administratif terhadap lembaga pendaftaran rumah tangga lokal, yang menolak mereka ketika mencoba untuk mendaftarkan pernikahan mereka.
Chi Chia-wei, salah seorang dari pendukung hak-hak kaum gay yang paling terkenal di Taiwan, menyatakan kekecewaannya dengan keputusan tersebut.
“Para hakim tidak menunjukkan dukungannya pada kasus penting ini. Ini bisa menjadi tonggak untuk kasus seperti ini di Asia,” ujarnya.
Kelompok gay dan lesbian di Taiwan, yang lebih liberal dari sebagian besar masyarakat Asia, mendesak pemerintah selama bertahun-tahun untuk membuat hukum pernikahan sesama jenis.
Lebih dari 50.000 gay dan lesbian serta para pendukungnya melakukan unjuk rasa di pusat kota Taipei pada Oktober, untuk mendorong legalisasi pernikahan sesama jenis di Taiwan saat pulau tersebut memperingati acara tahunan Gay Pride yang ke-10.
Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah tersebut, sekitar 80 pasangan lesbian tahun lalu ikut serta dalam “pesta pernikahan” sesama jenis terbesar Taiwan, menarik sekitar 1.000 teman, kerabat dan para penonton yang penasaran.
Pada Agustus, dua wanita menikah dalam “pernikahan” sesama jenis orang Buddha pertama di pulau tersebut. Acara yang banyak dipublikasikan itu menampilkan pemberkatan dari pemuka Buddha terkenal dan 300 tamu Buddha. (dh/ik)
Sumber : http://id.berita.yahoo.com