Search
Close this search box.
Sejumlah waria berpose di Polewali Mandar.(Foto : KOMPAS.com/ JUNAEDI)
Sejumlah waria berpose di Polewali Mandar.(Foto : KOMPAS.com/ JUNAEDI)

Ourvoice.or.id. Jika komunitas waria dan gay dicibir dan dicerca di berbagai daerah di Tanah Air, lain halnya di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kehadiran komunitas justru mendapat tempat yang luas di hati warga. Polewali Mandar bahkan layak disebut sebagai surganya komunitas waria dan gay.

Menurut Risna, salah satu waria yang ambil bagian dalam acara ini, berbagai kontes dan event digelar komunitasnya dalam rangka membangun eksistensi diri dan memperkuat kehadiran mereka di tengah masyarakat yang heterogen. Mereka pun mengaku tak pernah mendapat gangguan dari warga sekitar. Kehadiran mereka justru diterima sebagai hiburan bagi warga.

Misalnya, festival kecantikan waria dengan aneka rancangan gaun tradisional hingga kontempoerer yang menggunakan bahan-bahan dari kain tenun sutra Mandar di Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, beberapa waktu lalu. Tak sedikit pun tersirat rasa ketakutan jika komunitas waria ini bakal mendapat gangguan dari warga yang tidak senang atas kehadiran mereka.

Puluhan waria dari berbagai daerah seperti Mamuju, Majene, dan Polewali Mandar, dengan percaya diri melenggang di atas catwalk bak peragawati. Aneka gaun cantik menggunakan bahan sutra Mandar rancangan para desainer lokal dikenakan oleh mereka. Ratusan warga pun terlihat antusias dan terhibur menyaksikan festival waria itu.

Gemuruh tepuk tangan para penonton dari berbagai kalangan pun kerap terdengar sebagai bentuk dukungan bagi mereka yang sedang berada di atas panggung. Layaknya wanita sungguhan, para waria ini berusaha tampil cantik dengan dandanan yang maksimal.

Tak hanya fashion show, pada Hari Sumpah Pemuda atau peringatan HUT Proklamasi misalnya, para waria selalu tampil kompak dalam acara baris berbaris. Risna, mengaku sangat bangga mendapat sambutan meriah warga.

Sumber : http://regional.kompas.com