Ourvoice.or.id. Obat parkinson telah membuat Didier Jambart (52) menjadi orang yang gila seks dengan pria dan kecanduan judi. Suami dan ayah yang penyayang itu sampai tega menjual mainan anak-anaknya demi mendapatkan uang. Ia juga mengiklankan dirinya sendiri di internet untuk seks.
Masalah yang diderita Jambart itu membuatnya menyeret GlaxoSmithKline (GSK), perusahaan raksasa obat di Inggris, ke pengadilan. Dan di tingkat banding, pengadilan menguatkan gugatan Jambart yang menyebut kehidupannya menjadi seperti neraka setelah mulai mengonsumsi Requip, obat yang dibuat GSK.
Ia berhasil mendapat ganti rugi 160 ribu Poundsterling (Rp 2,4 miliar) atas kerusakan yang diterimanya sesudah mengonsumsi obat itu, sesuai dengan putusan pengadilan di Rennes, Prancis. Jambart sudah tujuh tahun bertarung melawan GSK.
Pada pengadilan awal, Jambart memenangkan 100 Ribu Poundsterling di Pengadilan Nantes pada 18 bulan lalu. Kemudian Glaxo mengajukan banding atas putusan tersebut di Pengadilan yang lebih tinggi di Rennes. Namun putusan itu meningkatkan jumlah kompensasinya hingga menjadi 160 ribu Poundsterling.
“Ini merupakan pertempuran tujuh tahun dengan sarana yang terbatas dengan fakta pengakuan bahwa GSK berbohong kepada kami dan menghancurkan hidup kami,” jelas Jambart.
Bersama istrinya, Chirstine, Jambar (52) menangis usai hakim menguatkan gugatannya. Ia senang karena pengadilan tetap pada keputusan sebelumnya
Namun, kemenangan itu tak sepenuhnya membuat Jambart bahagia. Meski ia mendapat ganti rugi yang besar, jumlahnya tidak sebanding dengan penderitaannya.
“Ini tidak akan pernah menggantikan tahun-tahun yang sakit,” ujarnya.
Jambart mulai mengonsumsi Requip untuk penyakit parkinson pada 2003. Mantan manajer bank yang dihormati itu, serta dewan lokal dan ayah dari dua anak tersebut sudah mencoba bunuh diri sebanyak 8 kali, setelah ia berubah menjadi seorang pecandu judi dan gila seks gay.
“Setelah pertama meminum obat saya penuh dengan energi. Saya bangun pukul empat pagi dan lari sepuluh setengah kilometer,” ungkap Jambart seperti dikutip TheSun, Jumat (30/11/2012).
“Lalu neurolog saya meningkatkan dosis dan saya benar-benar kehilangan alur”.
“Saya menemukan perjudian di internet, dan pada awalnya itu hanya sedikit menyenangkan tapi saya menjadi kecanduan”.
“Kemudian pada November 2005, neurolog saya meningkatkan dosis lagi, dan saya menjadi lebih kecanduan”.
Di depan pengadilan, Jambart mengaku, ia sampai mengosongkan rekening banknya, menjual mainan anak-anaknya serta mencuri uang dari rekan kerjanya, teman, dan tetangga.
Gara-gara judi, ia total mempertaruhkan 82 ribu Euro, yang sebagian besar untuk taruhan pacuan kuda di internet dan terlibat dalam pencarian seks gay.
Jambart mulai menunjukkan dirinya di situs internet dan mengatur pertemuan. Salah satunya mengakibatkan dirinya diperkosa.”Saya mulai mencari seks dengan laki-laki dan memamerkan diri di internet”.
“Di lain waktu, saya memiliki keinginan untuk membunuh seseorang.”
Pada awal penderitaannya, Jambart mengatakan keluarganya tak mengetahui apa yang terjadi. Tapi perilakunya kembali normal ketika ia menemukan hubungan Requib dan kecanduan di situs. Setelah itu, ia berhenti mengonsumsinya.
“Barulah pada 2006 yang saya menemukan apa yang terjadi ketika saya membaca sebuah website Kanada”.
“Hidupku adalah neraka. Ini karena Anda tidak bisa melupakan bencana itu,” katanya.
Pengadilan mendengar, Jambart tidak melihat ada peringatan tentang efek samping Requip. Seharusnya GSK harus memberitahukan agar pasien parkinson bisa mewaspadainya. “Tidak ada peringatan efek samping pada obat, meskipun hal ini akhirnya muncul pada paket pada tahun 2006, ini menunjukkan pembuat menyadari risiko jauh lebih awal.”
Jambart mengaku, yang ia tahu dari Requib sebagai obat yang bagus dan menawarkan solusi untuk penderita parkinson.Padahal, perusahaan obat harusnya transparan.
Selama persidangan, GlaxoSmithKline mengatakan itu ‘meragukan’ bahwa Mr Jambart telah mengembangkan kecanduannya setelah minum obat.
Sebenarnya requip (ropinirole) adalah agonis dopamin, yang digunakan untuk mengobati pasien dengan kondisi neurodegeneratif kronis dan progresif penyakit Parkinson.
Ini secara langsung merangsang reseptor dopamin di otak dan bertindak sebagai pengganti kekurangan dopamin di bagian-bagian tertentu dari otak pasien dengan penyakit parkinson. Kecanduan judi, libido meningkat, dan hypersexuality telah dilaporkan terjadi pada pasien yang diobati dengan obat-obatan dopamin.
Laporan-laporan ini memang jarang terjadi, bila dibandingkan dengan jumlah orang yang diobati dengan obat-obatan. Siapa pun yang menerima pengobatan dengan agonis dopamin melihat ada perilaku yang tidak biasa, seperti perjudian atau peningkatan dorongan atau intens.(MEL/IGW)
Sumber : http://health.liputan6.com