Search
Close this search box.

Merajut Damai Dengan Pendidikan Humanis

Ourvoice.or.id – Sejak dini, calon generasi penerus amanat bangsa ini pun sudah ‘dicekoki’ dengan sikap dan pola pikir yang eksklusif , hitam-putih dalam melihat kehidupan dan menyikapi pluralitas bangsa, kutip referensi konferensi tahunan ICRP 2012.

Merajut Damai Dengan Pendidikan Humanis (dok. foto: GuhteeGaidar)

Konferensi Tahunan Indonesian Conference Religion on Peace (ICRP), 12 Desember 2012, mengusung tema “Merajut Damai Dengan Pendidikan Humanis”. Hal ini dilatar belakangi pada hasil survey Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian tahun 2011 yang memperlihatkan bahwa pemahaman radikal dan anti toleransi berkembang di ruang-ruang pendidikan. Hasil survei tersebut menyebutkan bahwa 48,9% siswa Sekolah Menengah Pertama, di daerah Jakarta dan sekitarnya, setuju atau sangat setuju terhadap aksi kekerasan atas nama agama dan moral. Kemudian 28,2% guru agama yang menjadi responden menyatakan setuju atau sangat setuju terhadap aksi kekerasan atas nama agama dan moral.

Henny supolo
dok.foto:GuhteeGaidar

Sikap anti toleransi di ruang pendidikan, menurut Henny Supolo dari Yayasan Cahaya Guru, dapat dilihat dari beberapa sekolah yang mulai mengarah pada agama mayoritas, mulai dari seragam, tata cara beribadah, kegiatan peringatan hari besar, dan simbol agama, kemudian tidak mengakui kekerasan yang terjadi atas nama agama. “Dampaknya adalah kelompok minoritas tidak merasakan kesetaraan di lingkungan dan rasa kebangsaan semakin menurun.” ujar Henny. (Guhtee Gaidar)