Search
Close this search box.

The Act Of Killing: Membuka Sejarah Baru 65

Ourvoice.or.id – Segera membuka BBM-ku, isinya undangan rapat “rahasia” disalah satu Mall di Jakarta yang dikirim oleh salah satu teman. Akupun segera meluncur ketempat diwaktu yang ditentukan, walau aku harus meninggalkan kegiatan lain yang belum selesai. Tapi apa yang terjadi setelah aku sampai di tempat tersebut, ternyata ini bukan rapat tapi kegiatan menonton film “The Act of Killing”. Akupun harus bilang, wooowwww gitu..:). Moment dimana selama ini aku tunggu-tunggu, menonton film tersebut.  Sebuah film dokumenter yang bercerita tentang seorang “algojo”/preman pasar yang direkrut oleh tentara untuk membunuh/menghabisin ratusan orang PKI ataupun simpatisannya di Sumatera Utara.

Film yang berdurasi 149 menit jelas terlihat bagaimana negara menggunakan tangan sipil (dalam hal ini organisasi Pemuda Pancasila) untuk membunuh rakyatnya sendiri.  Menurutku yang paling luar biasa, Joshua Oppenheimer (sutradara) berhasil mengungkap pengakuan pemimpin/anggota Pemuda Pancasila dari mulut mereka sendiri, dari mulai kesaksian pembunuhan 65 sampai tindakan organisasi ini melakukan pemerasan pada pedagang kecil. Dan menariknya lagi para pejabat,parpol (baca Golkar) ikut terlibat. Semua adegan itu jelas terlihat. Kadang lucu,bodoh dan sangat memalukan melihat tingkah laku organisasi itu!!!

Lagi mikir sampai sekarang, bagaimana caranya Joshua bisa melakukan itu semua ya? Kerja yang sangat luar. Tapi sepertinya organisasi Pemuda Pancasila telah “dikerjain/ditelanjangi” oleh sang sutradara dalam proses pembuatan film dokumenter ini :).

Dan satu lagi team pembuat film ini banyak sekali dituliskan ANONIM, kecuali nama yang biasa digunakan oleh orang luar negeri. Dan akupun harus menuliskan Anonim siapa dan dimana aku menonton film ini. 🙂

Berharap sekali film ini dapat penghargaan di International, mungkin saja Oscar. Karena memang filmnya KEREN ABISSSS.. Bahkan dibeberapa blog sudah banyak dibahas dan mendapatkan apresiasi oleh film maker Indonesia (dokumenter), seperti yang dituliskan oleh Ucu Agustin di link ini http://ucuagustinfilms.blogspot.com/2012/09/the-act-of-killing-penting-dan-bagus.html

Memang film ini yang sangat luar biasa, dari segi Estetika benar-benar memenuhi semua, apa yang disebut film bagus. Dari soal data, analisis, objektifitas sampai fakta pembongkaran sejarah. Luar biasa sang antropolog alumni Harvard ini, Joshua.

Terakhir, film ini sangat mungkin dapat diputar bebas (misalnya bentuk DVD-nya dipasaran atau di bioskop) kalau masyarakat dapat mendesak pemerintah membolehkan pemutarannya.  Karena sepertinya pemerintah tidak mengizinkan film ini diputar bebas seperti layaknya film propaganda “Gerakan G 30 S/PKI”.  Iti tidak fair.  Hal ini sangat penting untuk mengungkapkan sejarah “kelam” bangsa ini dari versi lain (baca pelaku).  (Hartoyo)