Search
Close this search box.

Parade gay di Vietnam. Gay Pride (Hoang Dinh Nam, AFP Photo)
Parade gay di Vietnam. Gay Pride (Hoang Dinh Nam, AFP Photo)

Ourvoice.or.id. Parade gay mulai menunjukkan gigi taringnya di Asia. Masyarakat di negara-negara timur faktanya belum mau mengakui cinta sesama jenis. Padahal jelas tertulis dalam berbagai kitab di agama-agama dunia, gay sudah ada bahkan sejak zaman para nabi.

Tahun ini nampaknya para pelaku percintaan sesama jenis di Asia mulai menunjukkan jati dirinya. Penandanya, mereka telah berani membuat parade atau karnaval dan jumlah mereka ternyata tidak sedikit meski masih minoritas. Para gay pun terbagi dua. Ada yang terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi dan tidak terlalu memperlihatkan identitasnya pada banyak orang.

Tiga bulan lalu, Vietnam dengan jumlah penduduk penganut Buddha yang taat memproklamirkan parade gay di negaranya. Karnaval ini diikuti puluhan orang. Mereka berkeliling dengan sepeda hiasan pelangi, simbol kaum pecinta sesama jenis. Tujuannya mulia, agar lebih diterima oleh masyarakat dan meningkatkan kesadaran warga untuk menghargai mereka sebagai manusia.

Pemerintah Vietnam memang tengah mempertimbangkan untuk membuat sah pernikahan sesama jenis di mata hukum. Jika ini sukses, maka Vietnam bakal jadi negara Asia pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Meski aksi itu tidak dihentikan polisi dan warga mendukung, diskriminasi justru datang dari keluarga sendiri. Salah satu peserta bernama Van Anh mengatakan harapannya agar pemerintah buru-buru mensahkan aturan pernikahan sesama jenis. “Ini positif untuk negara dan budaya,” ujarnya seperti dilansir BBC (5/8).

Bukan hanya di negara timur, gay juga masih mengalami diskriminasi di banyak negara barat, seperti Amerika. Tidak semua negara bagian mengijinkan pernikahan sesama jenis. Namun keterus terangan mereka pada publik setingkat lebih baik dibanding Asia. Bahkan lini militer Amerika Serikat sudah mengijinkan pasukannya untuk menggunakan seragam tentara pada parade gay.

Asisten Wakil Kementrian Pertahanan Amerika Rene Bardorf mengatakan pihaknya mengijinkan anggota militer untuk mengenakan seragam kebanggaan mereka, “Berdasarkan pada pengetahuan kami tentang acara dan kebijakan terbaru, kami memberikan persetujuan kepada anggota untuk berpartisipasi dengan menggunakan seragam, pada parade gay,” ujarnya seperti dilansir BBC (20/7). Ini lompatan besar sepanjang sejarah militer Negara Adidaya itu.

Jika Asia dan barat semakin menunjukkan jati diri mendukung percintaan sesama jenis. Lain halnya dengan negara konservatif seperti Rusia. Pengadilan Ibu Kota Moskow mengukuhkan keputusan melarang parade homoseksual seratus tahun ke depan.

Langkah ini menentang upaya pegiat hak homoseksual Rusia, Nikolay Alexeyev yang aktif untuk membatalkan keputusan pemerintah kota melarang parade. Ia meminta hak melakukan karnaval bagi kaum gay agar semakin eksis.

Diterima atau tidak, nampaknya sejagat harus membuka mata keberadaan kaum gay semakin hari semakin bertambah besar jumlahnya. Mereka membutuhkan ruang untuk berekspresi, mengeluarkan suara, serta penerimaan dari masyarakat atas dasar kemanusiaan.

Sumber : www.merdeka.com