Ourvoice.or.id. Afrika Selatan. Presiden Malawi Joyce Banda mengatakan kepada publik bahwa ia tidak mendapatkan dukungan yang kuat untuk menghapus undang-undang yang mengkriminalkan Homoseksual di Negaranya.
Joyce Banda didapuk menjadi Presiden Malawi setelah kematian Presiden sebelumnya Bingu wa Mutharika pada bulan April, saat dilantik menjadi Presiden Banda sempat mendengungkan Reformasi di Malawi dan berjanji akan mengubah kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada Rakyat. Associated Press.
Sebulan setelah menjabat sebagai orang nomer satu di Malawi. Joyce Banda, mendapatkan kritikan dari dunia Internasional karena mengangkat undang-undang yang mengkriminalkan Homoseksual, dalam undang-undang tersebut tercantum bahwa barang siapa yang melakukan pernikahan, sesama jenis akan dikenakan hukuman hingga 14tahun penjara.
Setelah menghadiri Majelis Umum PBB pekan lalu Joyce Banda mengatakan : “Setiap negara memiliki hak untuk menentukan arah kebijakannya masing-masing. Siapapun yang telah mendengarkan perdebatan di Malawi, harus diketahui bahwa Malawi belum siap untuk di intervensi. Dan saya sebagai seorang pemimpin tidak memiliki hak untuk menbuat keputusan tanpa dukungan rakyat. ”
Menggugat tentang kebijakan/aturan yang dibuat oleh negara sangat bisa dilakukan oleh rakyat. Apalagi kebijakan tersebut tidak berpihak dan bahkan merugikan banyak orang. Strategi advokasi yang disertai lobby dan dukungan dari banyak orang merupakan alur yang tak bisa dihindari.
Penulis : Michelle Garcia/www.advocate.com/Yatna Pelangi