Search
Close this search box.

 

Ambon. Direktur Lembaga Partisipasi dan Pembangunan Masyarakat (LPPM), Pieter Wairissal menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Maluku mengabaikan grafik orang yang terjangkit  HIV/AIDS (Human Immonedeficiency Virus – Acquired Immune Deficiency Syndrom), yang terus bertambah.

“Pemerintah daerah harus memberikan perhatian ekstra. LPPM yang khusus mendampingi dan menyuluh masyarakat hingga tahun 2002 menemukan peningkatan kasus ini tidak setajam saat ini,” ujarnya di Ambon, Senin (1/10).

Pieter mengatakan, LPPM telah terjun dalam upaya pencegahan dan pendampingan, serta didanai juga untuk memberikan penjangkuan informasi untuk perubahan perilaku.

Hingga saat ini hal tersebutmasih terus di lakukan khususnya di kota Ambon, Kabupaten Maluku Tenggara dan Kepulauan Aru. Lebih lanjut sesuai data yang di peroleh Komisi Penanggulan AIDS Daerah (KPAD) Maluku hingga tahun 2011 lalu kumulatif orang di Maluku yang sudah teridap HIV-AIDS sebanyak 1.778.

Angka ini setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pieter pun menegaskan, kasus HIV-AIDS di Maluku ditemukan pertama kali pada tahun 1994, dan saat itu baru dua orang saja yang terkena penyakit ini.

“Sejak tahun 1994 dimana untuk pertama kali kasus HIV-AIDS ditemukan di Maluku, khususnya di Kota Tual Kabupaten Maluku Tenggara saat itu perkembangan angka kasusnya berjalan lambat dan mencapai belasan orang hingga tahun 2002 saja,” tukasnya.

Namun, setelah tahun 2011 angka kasus orang yang mengidap HIV-AIDS meningkat hingga ratusan orang. “Contohnya, sejak tahun 2007 dan dalam lima tahun terakhir ini angka kumulatif orang yang terindap HIV-AIDS itu pertumbuhannya mencapai ratusan,” ucapnya.

Sementara itu, Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, angka penderita HIV/AIDS di kota Ambon, Ibu Kota provinsi Maluku mengalami peningkatan pada 2012 sehingga dibutuhkan penanganan serius.

Periode Januari-Agustus 2012, jumlah penderita HIV/AIDS bertambah menjadi 62 orang, yang terdiri dari 29 penderita HIV dan 33 penderita AIDS.

“Jumlah penderita baru tersebut belum termasuk hasil survei di sejumlah cafe, karaoke, hotel, penginapan serta pangkalan ojek, dimana dari 1.000 sasaran didapati 79 orang positiv HIV, yakni 22 orang penderita lama dan 57 orang penderita baru. Data terakhir jumlah penderita HIV/AIDS di Ambon sejak tahun 1996-2011 terdapat 851 penderita, yang terdiri dari 498 penderita HIV, dan 353 AIDS,” kata Walikota baru-baru ini pada Rapat Paripurna DPRD Kota Ambon di Baileo Rakyat Belakang Soya Ambon.

Jumlah penderita HIV yang meninggal juga terus bertambah, yakni mencapai 422 orang. “Persoalan ini merupakan hal yang krusial dan harus mendapat perhatian serius, karena jumlah Penderita HIV/AIDS terus bertambah,” ujarnya.

Sumber : www.suarapembaruan.com