Search
Close this search box.

Ilustasi : seaspraybrighton.co.uk
Ilustasi : seaspraybrighton.co.uk

Ourvoice.or.id – Sudah sejak awal Belanda mendukung rencana Amerika memberantas diskriminasi lesbian, gay, biseksual dan transjender di luar negeri. Lobi yang berlangsung tahunan dan hasil yang baik dari kebijakan Belanda menjadikan Amerika yakin Belanda patut dijadikan contoh.

Boris Dittrich, ahli kelompok minoritas seksual di Human Rights Watch serta Björn van Roozendaal dari organisasi pembela kepentingan lgbt COC Belanda yakin benar Belanda menginspirasi Amerika mengeluarkan pernyataan tegas soal hak-hak lgbt.

“Duta besar Amerika di luar negeri sering melihat bagaimana para duta besar Belanda mendukung kelompok lgbt lokal dan mereka mencapai hasil yang diinginkan. Di Amerika, negeri kincir angin ini sering disebut sebagai teladan dalam pemberantasan diskriminasi lgbt” demikian Dittrich.

Optimisme yang berhati-hati
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengumumkan kebijakan baru Amerika. Ia menyerukan pemimpin-pemimpin dunia untuk melindungi hak-hak lgbt serta memulai agar mereka mulai menghapus citra kriminal kaum lgbt.

Clinton menekankan bahwa hak lgbt adalah juga hak-hak asasi manusia dan lgbt  bukanlah gejala-gejala Barat, namun itu adalah kenyataan yang manusiawi. Amerika ingin agar diskriminasi lgbt dihentikan melalui bantuan pembangunan dan diplomasi.

Dittrich dan Van Roozendal gembira dengan langkah bersejarah atas kebijakan Amerika.

“Harus diketahui bahwa titik tolak kebijakan ini adalah lgbt  itu sendiri. Jadi berdialog-lah dengan gerakan lgbt di setiap negara, bagaimana cara mengatasi itu semua dan jangan seperti buldoser. Karena hal itu di benua Afrika justru menjadi kontraproduktif,” kata Björn van Roozendaal dari COC.

“Apa yang mengkhawatirkan saya adalah adanya pemerintah yang sering mengatakan bahwa homo adalah konsep Barat. Human Rights Watch sering mendengar itu di Afrika, Karibia atau Asia, di sana lgbt bisa dihukum. Amerika jangan terjebak untuk selalu di depan. Karena akan menimbulkan gambaran: Inilah yang ingin didesak oleh negara-negara Barat,” tambah Ditrich.

Imbalan vs Hukuman
Yang lain khawatir pemberian dana bantuan Amerika di masa datang mungkin akan ditentukan dengan cara sebuah negara menangani hak-hak kaum homoseksual. Menurut Dittrich dan Van Roozendaal ini tidak mungkin, tapi tetap memperingatkan risikonya.

“Mengaitkan kelakuan baik dengan dana bantuan, bisa menyebabkan gerakan lgbt dijadikan kambing hitam jika satu negara tidak mendapat bantuan. Ini berarti langkah mundur bagi pelbagai organisasi homo di negara-negara Islam Afrika yang sudah mulai mendapat pijakan bersama dengan organisasi HAM lain,” kata Roozendaal.

Bukannya menghukum kesalahan, melainkan memberi imbalan kelakuan yang baik! Itulah cara bagi Amerika untuk menciptakan perubahan, demikian Dittrich. Hal ini terutama harus dicapai dengan membangun hubungan dengan organisasi-organisasi HAM di negara bersangkutan dan bukan hanya dengan gerakan homonya.

Dia menganjurkan membentuk kerja sama secara luas dan menjangkau masyarakat untuk menanamkan pengertian bahwa kaum homo juga manusia biasa yang punya HAM sama seperti mereka.

Sumber : http://www.rnw.nl